Liputan6.com, Jakarta Para dokter di seluruh dunia sepakat bahwa ketika sudah setahun menikah dan memiliki keturunan, artinya ada gangguan kesuburan atau infertilitas. Namun ternyata, ada salah satu faktor yang memengaruhi peluang kehamilan ini.
Adalah stres. Ya, stres ternyata dapat berdampak pada gangguan kesuburan. dr. Aida Riyanti, Sp.OG, KFER, MRepSc dari RSPI IVF Center menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara level stres dengan berhasilnya program kehamilan.
Baca Juga
"Salah satu penilitian di Amerika menunjukkan bahwa jika ditemukan enzim yang menunjukkan stres dari seorang wanita yang cukup tinggi, akan dapat menunda proses terjadinya kehamilan hingga 30% dibandingkan wanita yang memiliki enzim stres yang lebih rendah pada air liur," ujar dr. Aida beberapa waktu lalu.
Advertisement
Hal itu juga dijelaskan di laman WebMD dan menunjukkan bahwa ada beberapa penelitian terbaru yang menemukan hubungan antara tingkat stres wanita dengan penurunan peluang kehamilan.
Diketahui, wanita yang air liurnya memiliki kadar alfa-amilase tinggi--enzim yang menandai stres, membutuhkan waktu 29% lebih lama untuk hamil.
"Tubuh wanita itu cerdas karena ia tahu bahwa masa-masa stres bukanlah waku yang tepat untuk memiliki bayi," jelas peneliti infertilitas yang juga Director of Mind/Body Services dari IVF Boston.
Nggak hanya itu saja, stres juga berdampak pada berkurangnya intensitas melakukan hubungan intim dengan pasangan. Bahkan dalam penelitian tersebut, stres cenderung mendorong seorang wanita untuk merokok, mengonsumsi alkohol, dan kafein dalam jumlah berlebih.
Nah, jika kamu saat ini tengah mengalami stres namun sedang melakukan program kehamilan, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan.
Pilihlah dokter berpengalaman dan berasal dari rumah sakit yang memiliki dukungan fasilitas medis lengkap dan terkini, serta memberikan pelayanan terpadu, untuk perawatan kesehatanmu.
Dengan memilih dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang tepat, kamu sebagai pasien dapat mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksimu.
Â
(*)