Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa selama tujuh pekan berturut-turut, terjadi lonjakan kasus COVID-19 secara global dengan empat pekan peningkatan kematian
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa di beberapa negara Asia dan Timur Tengah, terjadi peningkatan kasus infeksi virus Corona yang besar.
Baca Juga
Tedros mengingatkan kembali bahwa meski lebih dari 780 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di dunia, tetapi mereka bukan satu-satunya cara untuk mengakhiri pandemi.
Advertisement
"Jangan salah, vaksin adalah alat yang vital dan ampuh. Tapi mereka bukan satu-satunya alat," kata Tedros dalam konferensi persnya pada Senin (12/4/2021) waktu Jenewa, Swiss, dikutip dari laman WHO.
Menjaga jarak, memakai masker, menjaga kebersihan tangan, mengatur ventilasi udara, pengawasan, pengujian, pelacakan kontak, isolasi, karantina suportif, dan perawatan penuh kasih, semuanya bekerja untuk menghentikan infeksi dan menyelamatkan nyawa.
Menurut Tedros, perasaan bingung, berpuas diri, dan tidak konsisten dalam melakukan dan menerapkan langkah kesehatan masyarakat malah mendorong penularan dan dapat menelan korban jiwa.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tergantung Individu dan Pemerintah
Tedros menambahkan, banyak negara yang telah menunjukkan bahwa virus dapat dihentikan dan diatasi dengan langkah yang terbukti dan sistem yang kuat, yang merespons dengan cepat serta konsisten.
"Banyak dari negara-negara tersebut telah menguasai COVID-19, dan rakyat mereka sekarang dapat menikmati acara olahraga, konser, restoran, dan melihat keluarga serta teman-teman mereka dengan aman," katanya.
"WHO tidak menginginkan lockdown tanpa akhir. Negara-negara dengan kinerja terbaik telah mengambil kombinasi tindakan yang disesuaikan, terukur, gesit, dan berbasis bukti."
Di beberapa negara restoran dan klub malam masih penuh. Pasar masih dibuka dan penuh sesak meski transmisi terus berlangsung. Menurutnya beberapa orang merasa bahwa apabila mereka relatif muda, tidak masalah tertular COVID-19.
"Penyakit ini bukan flu. Orang muda dan sehat telah meninggal. Dan, kita masih belum sepenuhnya memahami konsekuensi jangka panjang dari infeksi bagi mereka yang bertahan hidup," kata mantan Menteri Kesehatan Ethiopia itu.
"Pandemi ini masih jauh dari usai. Namun kita punya banyak alasan untuk optimistis," katanya seraya menambahkan, penurunan kasus dan kematian selama dua bulan pertama tahun ini, menunjukkan bahwa virus corona dan variannya dapat dihentikan.
Dia menegaskan bahwa dengan upaya bersama untuk menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat, bersama dengan vaksinasi yang adil, pandemi dapat dikendalikan dalam hitungan bulan.
"Apakah kita melakukannya atau tidak tergantung keputusan dan tindakan yang dibuat oleh pemerintah dan individu setiap hari."
Advertisement