Liputan6.com, Jakarta Lebih dari seribu orang di India dinyatakan positif COVID-19 dalam dua hari, dari sebuah acara mandi massal di Sungai Gangga. Kegiatan itu merupakan sebuah acara keagamaan besar yang diadakan selama beberapa pekan.
Otoritas setempat melaporkan bahwa lonjakan kasus virus corona terdeteksi di Haridwar, yang terletak di sepanjang sungai itu, di mana festival Kumbh Mela diadakan.
Baca Juga
Mengutip Aljazeera pada Jumat (16/4/2021), pemerintah Uttarakhand mengungkapkan bahwa dari sekitar 50 ribu sampel yang diambil, 408 orang dinyatakan positif pada hari Senin awal pekan ini dan 594 kasus dilaporkan di hari Selasa.
Advertisement
Dilaporkan India Today pada hari Senin, pelaksanaan acara yang tersebut tidak memperhatikan protokol kesehatan. Tidak ada yang menggunakan masker dan menjaga jarak.
Pemerintah Uttarakhand sebelumnya mengklaim bahwa mereka memastikan akan mengatur kerumunan di acara keagamaan tersebut. Namun, hal yang berbeda terjadi di lapangan.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Percaya Akan Diselamatkan
Mengutip France24, Sanjay Gunjyal, inspektur jenderal kepolisian di festival tersebut, mengatakan bahwa pada Rabu pagi, sebanyak 650 ribu orang mengikuti mandi bersama tersebut.
"Orang-orang didenda karena tidak mengikuti jaga jarak di ghat (area pemandian) yang tidak ramai, tetapi sangat sulit untuk mendenda orang di ghat utama, yang sangat ramai," kata Gunjyal.
India sendiri sebelumnya sudah menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Para pakar menyalahkan kegiatan keagamaan, kerumunan demonstrasi politik di beberapa negara bagian terkait jajak pendapat, serta tempat-tempat umum yang ramai.
Festival keagamaan Kumbh Mela diadakan dengan tujuan agar dosa-dosa umat Hindu setempat dapat dihapuskan.
"Keyakinan kami adalah hal terbesar bagi kami. Karena keyakinan kuat itulah banyak orang datang ke sini untuk berendam di Gangga," kata Siddharth Chakrapani, salah satu panitia Kumbh Mela kepada AFP.
"Mereka percaya bahwa Maa (ibu) Gangga akan menyelamatkan mereka dari pandemi ini," ujarnya.
Otoritas kesehatan yang telah menyiagakan tim pemeriksa COVID-19 pun harus menarik kembali tim tersebut. "Kami telah memindahkan tim pengambil sampel untuk menghindari situasi seperti penyerbuan," kata SK Jha, kepala petugas medis Haridwar.
Advertisement