Sukses

Jokowi: COVID-19 Masih Ada dan Nyata, Tetap Harus Waspada

Meski penularan COVID-19 di Indonesia sudah menurun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap mengingatkan semua pihak untuk tidak menyepelekan wabah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Meski penularan COVID-19 di Indonesia sudah menurun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap mengingatkan semua pihak untuk tidak menyepelekan wabah tersebut.

“Jangan sampai situasi sekarang yang kurvanya sudah lebih baik, menurun, menjadi naik lagi gara-gara kita lengah dan tidak waspada,” ujar Jokowi mengutip keterangan pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (20/4/2021).

"Pandemi COVID-19 masih ada dan nyata di negara kita. Oleh sebab itu kita tetap harus ingat dan waspada, eling lan waspada, tetap tidak boleh lengah,” tambahnya.

Pernyataan tersebut diberikan Jokowi saat melakukan tinjauan vaksinasi seniman dan budayawan di Galeri Nasional Indonesia. Dalam kesempatan itu, ia didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Budi mengatakan, meski telah mendapatkan vaksinasi, bukan berarti protokol kesehatan dapat diabaikan. Sebaliknya, protokol kesehatan tetap harus dijalankan mengingat potensi risiko lonjakan kasus penularan masih dapat terjadi.

"Jangan lupa terus pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan. Jangan sampai nanti ada lonjakan ketiga seperti yang terjadi di negara-negara lain di Eropa, Asia, maupun Amerika Selatan," kata Budi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Vaksinasi Bukan Jaminan

Dalam keterangan yang sama, Ketua Junior Doctor Network (JDN) Indonesia dr. Andi Khomeini Takdir mengatakan, program vaksinasi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah mendekati 100 hari.

“Vaksinasi tidak jadi jaminan bahwa tidak akan terkena COVID-19. Vaksinasi sebagai upaya melatih sistem pertahanan tubuh untuk berhadapan kalau virus itu masuk,” Andi.

"Kalau semua paham situasinya seperti itu maka tidak bisa tidak, kita masih harus terus lanjut dengan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.”

Jangan sampai, lanjutnya, dengan vaksinasi justru membuat abai dengan protokol kesehatan. Vaksinasi harus tetap didorong. Namun, pada saat yang sama upaya 3M dan juga 3T harus tetap dijalankan hingga pandemi ini benar-benar berakhir.

Ia memberi contoh, India telah melakukan vaksinasi dengan luar biasa. Bahkan dalam satu hari pernah 3 juta penduduknya divaksinasi. Namun, hal itu membuat masyarakatnya abai dengan protokol kesehatan.

"Dan di India belakangan ini terjadi hingga 200 ribu kasus baru per hari," tutup Andi.

3 dari 3 halaman

Infografis Vaksinasi COVID-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah