Liputan6.com, Jakarta Mendistribusikan vaksin COVID-19 ke wilayah-wilayah pelosok Indonesia diungkapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan vaksinasi.
"Indonesia ini sangat khas sekali. Lebih dari 17 ribu pulau di Indonesia," kata Maxi Rein Rondonuwu, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes pada Selasa (20/4/2021).
Baca Juga
"Tantangan geografis, kesulitan-kesulitan ini, mempunyai strategi tersendiri di dalam pelaksanaan setiap program kesehatan, khususnya juga di dalam proses vaksinasi COVID-19," kata Maxi dalam diskusi media virtual "Tantangan Distribusi Vaksin COVID-19 ke Pelosok Indonesia."
Advertisement
Namun, Maxi mengatakan bahwa Indonesia memiliki pengalaman dalam pelaksanaan program vaksinasi rutin. "Saya kira sudah bertahun-tahun ini menjadi modal utama bagaimana melakukan distribusi vaksin COVID-19."
Maxi mengatakan salah satu yang harus diperhatikan dalam distribusi vaksin adalah suhu dingin. Ia mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia untuk saat ini masih memakai suhu yang sama dengan vaksin pada umumnya.
"Kecuali vaksin tertentu seperti Pfizer itu mungkin kita belum ada pengalaman. Tetapi untuk yang lain sama logistiknya. Cold chain-nya itu di 2 sampai dengan 8 derajat," ujarnya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Transportasi Mengangkut Vaksin
Selain itu, terkait distribusi vaksin ke wilayah-wilayah pelosok Indonesia, kendaraan dan metode pengangkutan juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan.
Maxi mengatakan, distribusi vaksin di Indonesia juga menggunakan transportasi seperti pesawat dan kapal laut. "Mungkin di daerah-daerah tertentu juga ada yang jalan kaki. Bukan pakai kendaraan tetapi jalan kaki. Itulah Indonesia."
Selain itu, Kemenkes juga mengungkapkan ada perubahan kebijakan dalam distribusi vaksin COVID-19, untuk menjaga mutu dan efisiensi.
"Karena kita tahu negara kita luas, lebih efisien kalau kita lakukan dari pusat kita langsung kabupaten/kota tanpa lewat provinsi, dengan penerbangan satu kali," ujarnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa provinsi tetap dilibatkan dalam pengelolaan logistik melalui sistem pendataan yang telah dirancang.
"Yang paling penting adalah bagaimana mengelola distribusi rantai dingin itu sesuai dengan ketentuan dan bagaimana vaksin itu aman sampai pada di paling ujung yaitu fasilitas kesehatan, dan sampai pada seseorang."
Advertisement