Sukses

ITAGI: Imunisasi yang Tidak Dilakukan Secara Lengkap Picu Timbulnya Wabah Baru Selain COVID-19

Jadwal imunisasi bagi anak mau tak mau ikut terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Tidak sedikit orangtua yang ragu membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas untuk imunisasi karena takut tertular virus.

Liputan6.com, Jakarta - Jadwal imunisasi bagi anak mau tak mau ikut terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Tidak sedikit orangtua yang ragu membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas untuk imunisasi karena takut tertular virus.

Menurut keterangan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), imunisasi itu penting karena merupakan layanan kesehatan untuk melindungi orang-orang yang rentan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Dengan memberikan imunisasi secara tepat waktu, orang-orang tersebut dan masyarakat dapat tetap terlindungi dan kemungkinan terjadinya wabah PD3I berkurang.

Dokter Spesialis Anak dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, menyatakan semua negara mengakui imunisasi itu aman dan bermanfaat, untuk mencegah sakit berat, disabilitas, dan kematian.

“Oleh karena itu, negara-negara berusaha memberikan vaksin gratis kepada rakyatnya, supaya bayi balita anak hingga remaja terhindar dari kesakitan dan kematian,” ujarnya dalam keterangan pers KPCPEN ditulis Jumat (23/4/2021).

Penyakit seperti difteri, campak, pneumonia, masih ada dan perlu ditekan penularannya, tambahnya. Sebelum pandemi COVID-19 banyak bayi yang terancam oleh penyakit tersebut, sementara di masa pandemi COVID-19 seolah-olah penyakit tersebut berkurang.

“Tapi sebenarnya apabila vaksinasi tidak dilakukan lengkap, terutama bagi bayi-bayi yang lahir sejak 2020, bisa berpotensi ada wabah baru selain COVID-19”, terang Soedjatmiko.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

5.000 Puskesmas dan Posyandu Terganggu

Dalam keterangan yang sama, Communication for Development Specialist UNICEF, Rizky Ika Safitri, menyampaikan hasil survei terkait keadaan posyandu dan puskesmas di masa pandemi COVID-19.  

Menurutnya, Indonesia telah melakukan survei di awal pandemi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Ada lebih dari 5000 posyandu dan puskesmas yang mengaku mengalami gangguan seperti sebagian layanan imunisasi rutin terhenti, orangtua juga khawatir membawa anak untuk diimunisasi karena di masa pandemi COVID-19 seperti ini,” katanya.

Untuk itu, pemerintah melalui Kemenkes mengeluarkan panduan tentang pelayanan imunisasi di puskesmas dan posyandu. Panduan tersebut mencakup empat hal yang menjadi poin penting.

“Harus jaga jarak, dipisah antara pasien COVID-19 dan bukan, jadwalnya diatur agar datang tidak berkerumun, dan ditekankan untuk menjaga protokol 3M kepada semua nakes dan pasien yang ada di puskesmas dan posyandu,” ujar Rizky.

Pekan imunisasi dunia yang dilaksanakan tiap pekan keempat bulan April menjadi momentum untuk mengingatkan kembali semua pihak baik pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk mencegah kesakitan, disabilitas, dan kematian akibat penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah.

“Para tenaga kesehatan kita juga perlu intensif untuk mengingatkan masyarakat agar melengkapi imunisasi rutinnya. Apabila jumlahnya masih terbatas bisa kita bantu informasinya melalui kader, ibu-ibu PKK, bahkan melalui media sosial,” saran Prof. Soedjatmiko.

3 dari 3 halaman

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi COVID-19