Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan Dr. drh. Didik Budijanto, M.Kes mengungkapkan bahwa saat ini tren malaria di Indonesia mengalami penurunan. Pencapaian ini mengantarkan Indonesia selangkah lebih dekat menuju target bebas malaria pada 2030.
“Tren kita ini menurun, kalau kita lihat sejak tahun 2010 sampai 2020,” kata Didik dalam konferensi pers virtual pada Jumat (23/4/2021) dalam rangka Hari Malaria Sedunia.
Baca Juga
Angka Annual Parasite Incidence (API) tahun 2020 sebesar 0,87, jauh lebih rendah dibandingkan angka API 2010 yang mencapai 1,98. Jumlah kasus malaria pada 2020 juga cukup rendah yakni 235.780 kasus dibandingkan pada 2010 dengan 465.764 kasus.
Advertisement
“Tujuan dari pengendalian malaria saat ini adalah kami ingin mencapai masyarakat Indonesia bebas dari penularan malaria diterjemahkan dalam bentuk eliminasi malaria pada tahun 2030 paling lambat,” ungkap Didik.
Ia menyebut ada enam kebijakan pengendalian malaria.Dari sisi diagnosis malaria, menurut Didik harus dilakukan dengan konfirmasi laboratorium mikroskop atau rapid diagnostic test (RDT). Untuk pengobatannya menggunakan standar artemisinin based combination therapy (ACT).
Didik menambahkan, pelayanan tatalaksana kasus malaria harus dilakukan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan termasuk swasta secara terintegrasi dalam sistem layanan kesehatan dasar maupun layanan kesehatan rujukan. Selain itu pengendalian malaria juga didukung dengan sistem informasi secara real time, e-sismal. Kemudian ada pula pencegahan penularan melalui manajemen vektor terpadu dan promosi program dengan pemanfaatan kemitraan dan usaha kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
Simak Juga Video Berikut
318 Kabupaten Kota Sudah Eliminasi Malaria
Saat ini sudah ada 318 dari 514 kabupaten kota yang telah mencapai eliminasi malaria. Ada peningkatan 18 kabupaten kota dari tahun 2019 yang baru mencapai 300.
“Ada tiga provinsi yang seluruh kabupaten kotanya sudah eliminasi malaria yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Bali, tapi ada juga tiga provinsi yang sama sekali sampai saat ini belum (eliminasi malaria) yaitu Maluku, Papua Barat, dan Papua. Ini masih 0 persen belum ada satu kabupaten kota pun yang eliminasi malaria,” jelas Didik.
Malaria memang paling banyak terjadi di daerah timur Indonesia. Bahkan menurut Didik, 80 persen kasus malaria di Indonesia terjadi di daerah Papua.
Kendati demikian, ia menyampaikan saat ini Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara menjadi provinsi pertama di kawasan timur Indonesia yang kabupaten kotanya sudah mencapai eliminasi malaria. Pada 2020, ada tiga kabupaten kota di NTT yang sudah eliminasi malaria, sedangkan di Maluku Utara sudah ada satu.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement