Liputan6.com, Tel Aviv: Anjing biasanya digunakan untuk mendeteksi keberadaan bom atau narkoba. Namun kini ada agen rahasia yang dilatih khusus. Mereka bukan sembarangan agen lho. Mereka adalah tikus yang digunakan sebagai hewan pengendus.
Sebuah perusahaan di Israel berencana menggunakan agen rahasia tikus di sejumlah tempat seperti bandara, dermaga, dan penyeberanga perbatasan untuk mendeteksi bahan peledak, narkotika, dan uang palsu.
Sistem ini dikembangkan BioExplorers. Caranya sederhana, seorang wisawan berdiri di sebuah bilik kecil kemudian ditiupkan aliran udara dan selanjutnya disedot ke dalam sebuah wadah kecil, di sana ada delapan tikus yang sedang bertugas. Setelah delapan detik, hasil dari seseorang itu bisa terlihat jelas. Jika lampu hijau terlihat, penghalang terbuka. Tetapi jika udara itu mengandung aroma yang mencurigakan, tikus terlatih bisa mendeteksinya. Tikus berkumpul di kompartemen, yang memicu alarm.
"Gagasan itu dimulai pada 2000-2001, ketika ada banyak bom bunuh diri di bus (Israel)," kata pendiri BioExplorers Eran Lumbroso dalam pameran Israel Homeland Security. Di sana, pertama kalinya mekanisme kerja agen tikus diungkap.
"Saya waktu itu sedang bertugas di militer, kemudian muncul ide menggunakan hewan kecil daripada menggunakan anjing untuk mendeteksi pelaku bom bunuh diri," katanya.
Pada 2004, Lumbroso meninggalkan militer dan mengabdikan diri untuk mengerjakan proyek pelatihan berbagai jenis hewan. Tikus akhirnya dipilih karena hidung memiliki indra pencium yang tajam dan ukurannya kecil.
"Mereka dapat dilatih untuk mengendus obat-obatan, uang, bahkan sisa dari pestisida," jelas Lumbroso, yang merupakan ahli biolog seperti dikutip Asiaone, Jumat (15/11/2012)i.
"Mereka memiliki indra penciuman yang sangat berkembang, lebih dari anjing," katanya sambil menunjukkan anjing pelacak bisa mengganggu dan kadang-kadang menakutkan orang.
"Tikus-tikus ini juga dapat dengan mudah dilatih, dan berkat ukurannya yang kecil, Anda bisa menggunakan sekelompok kecil dari mereka dan memiliki beberapa sensor," kata Lumbroso.
Setiap kelompok tikus bekerja satu shift empat jam. BioExplorers mengatakan tikus lebih menikmati pekerjaannya itu daripada tikus laboratorium. Mereka dilatih selama dua bulan, dengan masing-masing tikus mampu bekerja untuk jangka waktu 18 bulan. Tikus-tikus ini bisa mendeteksi bau tertentu uang.
Pada Desember 2010, sebuah booth BioExplorers ditempatkan di pintu masuk pusat perbelanjaan di Tel Aviv dan lebih dari seribu orang melewatinya, termasuk mereka yang ditugaskan membawa 20 materi yang mencurigakan. "Lebih dari 1.200 orang melewati. Ada satu alarm palsu, dan semua target mulai terdeteksi," kata Lumbroso.
Menurutnya, tikus tidak akan efisien dalam mendeteksi logam, yang tidak memiliki bau yang kuat. "Mereka dapat dilatih untuk bereaksi terhadap berbagai jenis narkotika, dan puluhan jenis bahan peledak yang berasal dari sekitar 15 keluarga bahan yang berbeda," ungkapnya.
Kini hampir seluruh bandara internasiona menggunakan scanner seluruh tubuh. Namun menurut Lumbroso, cara itu hanya memeriksa bentuk yang mencurigakan, sementara tikus efisien pada bau yang mencurigakan. "Mereka telah dilatih untuk mengidentifikasi". Tikus juga mengalahkan mesin pendeteksi jejak yang menganalisa dengan menyeka atas tangan dan pakaiannya.
Perusahaan mengatakan kini mereka masih mempunyai prototipe, tapi sistem ini siap digunakan pada tahun depan.
Selain efisien dalam mendeteksi bom, Lumbroso mengatakan, tikus bisa digunakan untuk bidang medis, termasuk deteksi dini kanker. "Orang-orang pada tahap awal kanker payudara dan paru-paru mengembuskan napas dengan partikel tertentu," katanya.
"Tikus-tikus bisa dilatih untuk mengendus mereka," jelasnya.(MEL)
Sebuah perusahaan di Israel berencana menggunakan agen rahasia tikus di sejumlah tempat seperti bandara, dermaga, dan penyeberanga perbatasan untuk mendeteksi bahan peledak, narkotika, dan uang palsu.
Sistem ini dikembangkan BioExplorers. Caranya sederhana, seorang wisawan berdiri di sebuah bilik kecil kemudian ditiupkan aliran udara dan selanjutnya disedot ke dalam sebuah wadah kecil, di sana ada delapan tikus yang sedang bertugas. Setelah delapan detik, hasil dari seseorang itu bisa terlihat jelas. Jika lampu hijau terlihat, penghalang terbuka. Tetapi jika udara itu mengandung aroma yang mencurigakan, tikus terlatih bisa mendeteksinya. Tikus berkumpul di kompartemen, yang memicu alarm.
"Gagasan itu dimulai pada 2000-2001, ketika ada banyak bom bunuh diri di bus (Israel)," kata pendiri BioExplorers Eran Lumbroso dalam pameran Israel Homeland Security. Di sana, pertama kalinya mekanisme kerja agen tikus diungkap.
"Saya waktu itu sedang bertugas di militer, kemudian muncul ide menggunakan hewan kecil daripada menggunakan anjing untuk mendeteksi pelaku bom bunuh diri," katanya.
Pada 2004, Lumbroso meninggalkan militer dan mengabdikan diri untuk mengerjakan proyek pelatihan berbagai jenis hewan. Tikus akhirnya dipilih karena hidung memiliki indra pencium yang tajam dan ukurannya kecil.
"Mereka dapat dilatih untuk mengendus obat-obatan, uang, bahkan sisa dari pestisida," jelas Lumbroso, yang merupakan ahli biolog seperti dikutip Asiaone, Jumat (15/11/2012)i.
"Mereka memiliki indra penciuman yang sangat berkembang, lebih dari anjing," katanya sambil menunjukkan anjing pelacak bisa mengganggu dan kadang-kadang menakutkan orang.
"Tikus-tikus ini juga dapat dengan mudah dilatih, dan berkat ukurannya yang kecil, Anda bisa menggunakan sekelompok kecil dari mereka dan memiliki beberapa sensor," kata Lumbroso.
Setiap kelompok tikus bekerja satu shift empat jam. BioExplorers mengatakan tikus lebih menikmati pekerjaannya itu daripada tikus laboratorium. Mereka dilatih selama dua bulan, dengan masing-masing tikus mampu bekerja untuk jangka waktu 18 bulan. Tikus-tikus ini bisa mendeteksi bau tertentu uang.
Pada Desember 2010, sebuah booth BioExplorers ditempatkan di pintu masuk pusat perbelanjaan di Tel Aviv dan lebih dari seribu orang melewatinya, termasuk mereka yang ditugaskan membawa 20 materi yang mencurigakan. "Lebih dari 1.200 orang melewati. Ada satu alarm palsu, dan semua target mulai terdeteksi," kata Lumbroso.
Menurutnya, tikus tidak akan efisien dalam mendeteksi logam, yang tidak memiliki bau yang kuat. "Mereka dapat dilatih untuk bereaksi terhadap berbagai jenis narkotika, dan puluhan jenis bahan peledak yang berasal dari sekitar 15 keluarga bahan yang berbeda," ungkapnya.
Kini hampir seluruh bandara internasiona menggunakan scanner seluruh tubuh. Namun menurut Lumbroso, cara itu hanya memeriksa bentuk yang mencurigakan, sementara tikus efisien pada bau yang mencurigakan. "Mereka telah dilatih untuk mengidentifikasi". Tikus juga mengalahkan mesin pendeteksi jejak yang menganalisa dengan menyeka atas tangan dan pakaiannya.
Perusahaan mengatakan kini mereka masih mempunyai prototipe, tapi sistem ini siap digunakan pada tahun depan.
Selain efisien dalam mendeteksi bom, Lumbroso mengatakan, tikus bisa digunakan untuk bidang medis, termasuk deteksi dini kanker. "Orang-orang pada tahap awal kanker payudara dan paru-paru mengembuskan napas dengan partikel tertentu," katanya.
"Tikus-tikus bisa dilatih untuk mengendus mereka," jelasnya.(MEL)