Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, tes genom ke-12 Warga Negara Asing (WNA) India positif Corona belum selesai. WNA ini merupakan para warga negara India yang datang menumpang pesawat charter dengan penerbangan langsung dari Hindustan.
Jumlah WN India sebanyak 127 yang masuk ke Indonesia pada Rabu, 21 April 2021 petang melalui Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, 12 di antaranya positif COVID-19.
Advertisement
"Sampai dengan saat ini, hasil whole genome sequencing yang dilakukan kepada 12 WNA dari India belum selesai. Akan segera kami informasikan jika hasilnya sudah keluar," tegas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 27 April 2021.
Pemeriksaan whole genome sequencing digunakan untuk mendeteksi jenis varian virus Corona. Langkah ini diperlukan mengingat beberapa varian virus Corona tengah menyebar di India, seperti B117 yang juga sudah terdeteksi di Indonesia, kemudian varian lokal B1617.
Saat Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, genome sequencing dilakukan untuk mendeteksi varian virus Corona yang kemungkinan dibawa oleh 12 WN India yang positif COVID-19.
Hal ini mengingat lonjakan COVID-19 di India sedang terjadi dan potensi varian virus Corona baru bisa saja ada. "Dan 12 penumpang itu, kami lakukan genome sequencing, cuma hasilnya belum keluar," imbuh Budi pada Jumat, 23 April 2021.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Varian Virus Corona di India
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menyebut, sejumlah varian virus Corona yang menyebar di India. Bahkan disebut-sebut menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus COVID-19 di India.
"India memang sudah melaporkan adanya jenis Variant of Concern (VOC), yang sudah dikenal luas," ujarnya saat dikonfirmasi Health Liputan6.com, Selasa, 27 April 2021.
Pertama, B.1.1.7 yang pertama kali di deteksi di Inggris pada 20 September 2020 dan kini sudah ada di 130 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Kedua, B.1.351 yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan awal Agustus 2020 dan sekarang sudah ada di lebih dari 80 negara dan dilaporkan mungkin memengaruhi efikasi vaksin, termasuk AstraZeneca.
Ketiga, P 1 atau B.1.1.28.1 yang awalnya dilaporkan di Brasil dan Jepang yang sudah menyebar ke sekitar 50 negara di dunia.
"Ketiga jenis VOC di atas tentu mungkin jadi salah satu penyebab kenaikan kasus COVID-19 di India," lanjut Tjandra, yang pernah menjabat Direktur WHO SEARO.
Advertisement