Liputan6.com, Jakarta Selain ruam, bersin hingga sesak dada dan muntah, alergi juga dapat mempengaruhi mata dengan kondisi yang disebut konjungtivitis yang biasanya ditandai dengan kelopak mata bengkak.
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang menyebabkan mata merah hingga bengkak, kadang disertai rasa mengganjal dan berair. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu mata atau keduanya.
Baca Juga
Kabar baiknya, ada beberapa pengobatan untuk mengatasinya, meskipun tidak semuanya bisa diobati sendiri di rumah. Sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang konjungtivitis alergi.
Advertisement
Dilansir dari US National Library of Medicine, alergen yang berbeda dapat menyebabkan konjungtivitis alergi, termasuk bulu binatang, jamur, dan tungau debu. Saat mata terpapar zat penyebab alergi, tubuh akan bereaksi mengeluarkan zat yang disebut histamin. Ketika ini terjadi, pembuluh darah di konjungtiva (selaput yang menutupi bagian depan mata dan melapisi bagian dalam kelopak mata) menjadi bengkak.
Sementara menurut ahli alergi dan imunologi di Metropolitan Asthma and Allergy di Little Silver, New Jersey, Feryal Hajee, MD, mungkin sulit untuk membedakan bagian mata mana yang bengkak saat mengalami konjungtivitis alergi. Mungkin yang bengkak bola matanya yang harus segera mendapat perawatan medis. Atau kelopak mata yang bengkak yang meskipun harus dirawat namun tidak harus sampai dibawa ke ruang gawat darurat, jelasnya, dikutip dari Health.
Bahkan konjungtivitis alergi telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan terkait alergi lainnya, seperti eksim (ruam yang disebabkan oleh alergi), asma, dan rinitis alergi (atau alergi musiman). Konjungtivitis alergi juga bisa memburuk bagi pasien yang juga menderita sindromm mata kering, tambahnya.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Gejala Konjungtivitis
Konjungtivitis sering kali disebabkan oleh infeksi virus (konjungtivitis virus). Selain konjungtivitis virus, terdapat juga konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan konjungtivitis alergi yang disebabkan oleh reaksi alergi, misalnya akibat debu, tungau, atau lem pada prosedur eyelash extension.
Konjungtivitis akan menimbulkan keluhan mata merah, berair, dan belekan, tetapi penderita tidak akan mengalami gangguan penglihatan. Terkadang, konjungtivitas yang disebabkan oleh reaksi alergi juga bisa menyebabkan kulit di sekitar mata tampak kering, bengkak, bentol, dan kusam.
Menurut Asma and Allergy Foundation of America (AAFA), gejala konjungtivitis alergi berupa:
- Kemerahan
- Rasa terbakar
- Gatal
- Mata berair
- terasa ada pasir atau kotoran di mata.
AAFA juga menyebutkan gejala lain yang merupakan reaksi umum alergi seperti bersin, batuk, hidung gatal atau berair, dan sakit kepala sinus.
"Sedangkan untuk mengatasinya, sebagaimana gejala alergi yang dapat diatasi dengan menghindari pemicu alergi. Konjungtivitis alergi juga sebaiknya dicegah dengan menghindari pemicunya, kata seorang ahli alergi di NYU Langone, Kanwaljit Brar, MD, dikutip dari Health.
"Jika Anda menemui seorang ahli alergi, Anda dapat mengidentifikasi alergi Anda. Kami dapat memprediksi kapan gejala pasien akan [terjadi],"Â lanjut Dr. Brar.
Konjungtivitis alergi diobati dengan cara pemberian obat tetes mata alergi dan tablet antihistamin untuk mengurangi peradangan.
Bahkan ahli alergi bisa membantu membuatkan tips perubahan gaya hidup sederhana untuk menghilangkan konjungtivitis alergi dan masalah terkait alergi lainnya.
Sehingga gejalanya bisa berkurang tanpa menggunakan obat-obatan, meskipun awalnya dokter akan meresepkan antihistamin. Kecuali jika gejala Anda cukup parah sampai harus membutuhkan suntikan alergi untuk membangun toleransi tubuh terhadap alergen.
"Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika gejala tertentu muncul. Terutama jika bola mata yang bengkak, terasa sakit, atau area sekitar mata mengalami nyeri hebat," pungkas Dr Brar.
Advertisement