Liputan6.com, Jakarta - Asma memang tidak bisa disembuhkan oleh mereka yang sudah memiliki kondisi tersebut. Namun, pasien asma dapat mengendalikan agar gejalanya tidak terjadi terlalu sering sehingga kesehatannya pun tetap terjaga.
Namun, Arto Yuwono Soeroto dari Perhimpunan Respirologi Indonesia mengatakan bahwa masih banyak mitos yang beredar tentang asma di masyarakat.
Baca Juga
Dalam temu media Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu, Arto mengatakan bahwa informasi yang salah dan mitos-mitos yang beredar, dapat berdampak pada pasien itu sendiri.
Advertisement
"Kesalahpahaman atau mitos itu berakibat pada tidak optimalnya manfaat dari kemajuan tata laksana asma," kata Arto, ditulis Minggu (9/5/2021).
Arto pun mengungkapkan bahwa setidaknya ada empat mitos dan kesalahapahaman mengenai asma yang banyak beredar di masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga kerap beredar di negara-negara lain.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Penyakit Anak-Anak dan Dapat Menular?
1. Penyakit di Masa Kanak-Kanak
Mitos pertama adalah asma adalah penyakit di masa kanak-kanak dan seiring bertambahnya usia, seseorang bisa terbebas dari penyakit tersebut. Menurut Arto, hal ini adalah mitos yang salah.
"Faktanya, asma itu dapat mulai timbul di usia berapa saja. Mau anak-anak, remaja, dewasa, lansia, asma bisa terjadi," kata Arto. Ia menambahkan, pemikiran semcam ini bisa berbahaya bagi pasien.
"Karena kesalahpahaman ini, misalnya lansia yang bisa diobati dengan baik, karena berpikir tidak mungkin lansia mendapat asma, tidak ditata laksana sebagai asma, maka dia tidak menikmati layanan yang benar, kualitas hidupnya jadi tidak bagus."
2. Asma dapat Menular
Mitos kedua adalah asma dapat menular. Arto menegaskan bahwa penyakit tersebut bukanlah penyakit menular.
Arto mengatakan bahwa kesan asma menular muncul karena pasien bisa mengalami serangan asma apabila terkena faktor pencetus seperti batuk pilek yang diakibatkan selesma atau flu.
"Jadi bukan asmanya yang menular tapi pencetusnya yang menular seperti flu," kata Arto.
Advertisement
Tak Boleh Olahraga?
 3. Penyandang Asma Tak Boleh Olahraga
Mitos ketiga adalah penyandang asma tidak boleh berolahraga. Menurut Arto, pernyataan semacam ini adalah salah tetapi paling terlihat di masyarakat.
"Faktanya kalau asma itu dikendalikan dengan tata laksana yang sangat maju saat ini, jadi terkendali dengan baik, maka penyandang asma mampu melakukan latihan fisik bahkan olahraga berat," ujarnya.
Salah satu atlet terkenal yang merupakan seorang penyandang asma adalah pesepakbola Inggris, David Beckham. Tahun 2009, suami Victoria Beckham itu mengungkapkan kondisinya usai terlihat menggunakan inhaler.
Penggunaan Steroid
4. Hanya Bisa Dikendalikan dengan Steroid Dosis Tinggi
Mitos keempat adalah asma hanya dapat dikendalikan dengan menggunakan obat steroid dosis tinggi. Menurut Arto, hal yang salah ini membuat banyak pasien jadi takut terhadap efek samping jika menggunakan steroid.
"Faktanya asma itu dapat dikendalikan dengan menggunakan inhalasi steroid dosis rendah. Cukup inhalasi, artinya disemprot, disedot, itu dosisnya sangat-sangat kecil dibandingkan obat minum," kata Arto.
"Dengan menggunakan inhalasi steroid dosis kecil ini, tentu efek samping yang ditakutkan dari steroid dosis tinggi, itu tidak terjadi," katanya.
Arto menjelaskan, asma merupakan penyakit peradangan saluran napas yang memang harus diberikan anti-inflamasi steroid. Hanya saja dosis yang diberikan cukup rendah.
Selain itu, Arto juga menegaskan bahwa pasien yang menggunakan inhalasi bukan berarti dirinya mengalami asma yang berat.
Advertisement