Liputan6.com, Jakarta - Larangan mudik kembali diterapkan di momen Lebaran 2021 sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Meski demikian, banyak pemudik yang nekat pergi walau pada akhirnya dihadang petugas.
Selain mudik, libur Lebaran menjadi menjadi salah satu momen yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata. Hal ini turut meningkatkan risiko penularan COVID-19.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan tiga kiat pencegahan dan antisipasi terjadinya lonjakan kasus pasca libur Lebaran.
Advertisement
Tiga aspek pencegahan tersebut yakni:
Pertama “kesadaran kita semua bahwa 3M dan menghindari kerumunan serta mengurangi mobilisasi adalah demi perlindungan kita sendiri,” kata Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, dikutip Selasa (11/5/2021).
Kiat kedua dalam mencegah terjadinya risiko kerumunan libur Lebaran menurut Tjandra adalah mempertegas aturan-aturan yang ada dan mengimplementasikannya dengan baik.
Kiat pencegahan ketiga berkaitan dengan anjuran organisasi kesehatan dunia (WHO). Jika terpaksa ada dalam kerumunan, maka orang-orang harus menjaga jarak, mempersingkat waktu, dan menempatkan diri di tempat terbuka akan lebih baik, katanya.
Simak Video Berikut Ini
3 Aspek Antisipasi
Selain tiga kiat pencegahan, Tjandra juga membagikan tiga aspek antisipasi. Ketiga aspek antisipasi tersebut menyangkut fasilitas layanan kesehatan, surveilans, dan dampak sosial ekonomi.
Menurutnya, fasilitas layanan kesehatan harus memiliki kesiapan untuk menghadapi lonjakan kasus yang mungkin terjadi. Bahkan, jika diperlukan maka simulasi dapat dilakukan oleh fasilitas layanan kesehatan agar lebih siap menghadapi kemungkinan buruk.
“Kalau perlu simulasi,” katanya.
Surveilans juga harus dilakukan secara ketat dan menyeluruh, lanjut Tjnadra.
Terakhir, antisipasi dampak sosial ekonomi dan juga komunikasi risiko perlu dilakukan, tutupnya.
Advertisement