Liputan6.com, Jakarta - Di hari-hari ini berbagai berita membahas kemungkinan kenaikan kasus COVID-19 sesudah libur Lebaran kali ini, walaupun upaya-upaya untuk mencegahnya sudah juga dilakukan. Sebagai bentuk antisipasi, setidaknya ada lima persiapan di bidang kesehatan yang dapat dilakukan.
Pertama adalah kesiapan pelayanan kesehatan primer, baik Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang sehari-hari biasa dikunjungi masyarakat. Hal ini perlu dilakukan dalam sedikitnya dua hal.
Baca Juga
Kedua, kesiapan pelayananan kesehatan primer ini kalau harus menerima konsultasi masyarakat tentang COVID-19, dan ke dua adalah bagaimana mereka menangani pasien yang dalam karantina mandiri di rumah masing-masing.
Advertisement
Persiapan ke dua adalah bagaimana menjaga agar sistem komunikasi dan rujukan tetap terjaga antara fasilitas pelayanan kesehatan primer dengan rumah sakit. Ini juga punya dua area, pertama bagaimana memudahkan kalau petugas kesehatan di layanan primer ingin berkonsultasi dengan para pakar di rumah sakit, serta ke dua adalah bagaimana sistem rujukan pasien yang akan dikirim ke rumah sakit serta yang sudah kembali dari rumah sakit.
Sistem rujukan ini amat penting dan petugas kesehatan di layanan primer perlu mendapat informasi yang selalu up to date tentang ketersediaan tempat tidur yang tersedia di RS mana di daerahnya, dan juga pasien-pasien yang sudah pulang dari RS yang mungkin masih perlu pemulihan di rumahnya.
Ketiga, tentu kesiapan rumah sakit sendiri, yang sudah banyak dibahas. Sedikitnya ada lima poin yang perlu disiapkan, mulai dari SDM baik, petugas kesehatan maupun petugas penunjang lainnya, ketersediaan ruang rawat sampai mungkin perlu tenda darurat, obat-obatan, peralatan RS seperti ventilator dan oksigen, serta alat pelindung diri (APD) dan mekanisme keamanan kerja petugas RS.
Juga perlu dibuat sistem agar kalau memang terjadi kekurangan di salah satu dari lima poin ini, bagaimana dapat ditangani secara cepat agar pasien dapat tertolong.
Persiapan keempat adalah adalah terus menjaga sistem surveilans dan pengumpulan data secara akurat. Hal ini akan sangat penting karena situasi dapat sangat mudah berubah dari waktu ke waktu dan dari daerah per daerah.
Surveilans dalam bentuk pengamatan data akurat secara terus menerus akan amat berperan dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam situasi yang mungkin akan cukup bergejolak. Dalam hal ini perlu pula disiapkan sistem komunikasi risiko yang baik, agar informasi yang diterima masyarakat tidaklah membingungkan.
Hal kelima adalah kesadaran kita semua anggota masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kalau memang akan ada peningkatan penularan di masyarakat, 3 M menjadi modal utama kita, atau kalau di luar negeri disebut sebagai '3W'; wear a mask, wash your hand, and watch the distance.