Liputan6.com, Jakarta: Manusia memang tidak tahu jika ditanyakan kapan dia akan meninggal. Namun sebuah penelitian mengklaim bisa memprediksi jam seseorang bakal meninggal dari gennya.
Ilmuwan menemukan, variasi gen mempengaruhi waktu tubuh manusia yang membuatnya bisa memprediksikan waktu kematian seseorang. Tim Amerika Serikat itu menemukan variasi gen tanpa disengaja, ketika mereka sedang menyelidiki perkembangan penyakit parkinson dan alzheimer. Mereka mengamati pola tidur yang sehat dari 1.200 pria berusia 65 tahun.
Mereka menemukan nukleotida tunggal di dekat gen yang disebut "Periode 1" yang bervariasi di antara dua kelompok yang berbeda dalam kebiasaan bangun tidur mereka. Pada genom, 60 persen individu memiliki adenin nukleotida (A) dan 40 persen memiliki guanin nukleotida dasar (G).
Manusia memiliki dua set kromosom, seseorang individu kemungkinannya memiliki dua A sebanyak 36 persen, 16 persen kemungkinan memiliki 2 G, dan 48 persen kemungkinan memiliki A dan G.
Temuan yang dipublikasikan dalam Annals of Neurology menunjukkan, mereka dengan genotip AA cenderung secara alami bangun sekitar satu jam lebih awal dibandingkan yang GG. Dan orang dengan AG bangun pada pertengahan.
Ketika peneliti melihat orang-orang di penelitian (banyak yang terdaftar 15 tahun lalu pada usia 65 tahun) meninggal, mereka menemukan bahwa genotipe yang sama diprediksikan dalam variasi kematian.
Mereka juga menunjukkan orang dengan genotipe AA atau AG meninggal rata-rata sebelum pukul 11 siang, tapi mereka dengan genotip AG meninggal sebelum pukul 6 sore.
Penulis utama penelitian, Andrew Lim, dari Departemen Neurologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Massachusetts, mengatakan jam biologis internal mengatur banyak aspek biologi dan perilaku manusia.
"Hal itu juga mempengaruhi waktu peristiwa medis akut seperti stroke dan serangan jantung.
"Penelitian sebelumnya pada anak kembar dan keluarga menduga keterlambatan atau pengobatan seseorang bisa menyebabkan kematian dan hewan percobaan telah menunjukkan bahwa keterlambatan atau pengobatan dari jam biologis dapat dipengaruhi oleh gen-gen tertentu," tambah Lim seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/11/2012).
Sementara itu, Kepala BIDMC Clifford Saper menjelaskan, gen bisa memprediksi waktu seseorang akan meninggal. "Untungnya bukan tanggal, tapi waktunya (jam)," ujarnya.
Peneliti berharap, temuan mereka bisa digunakan untuk menentukan kapan pasien jantung atau stroke harus minum obat agar lebih efektif, atau kapan pasien di rumah sakit harus dipantau.(MEL)
Ilmuwan menemukan, variasi gen mempengaruhi waktu tubuh manusia yang membuatnya bisa memprediksikan waktu kematian seseorang. Tim Amerika Serikat itu menemukan variasi gen tanpa disengaja, ketika mereka sedang menyelidiki perkembangan penyakit parkinson dan alzheimer. Mereka mengamati pola tidur yang sehat dari 1.200 pria berusia 65 tahun.
Mereka menemukan nukleotida tunggal di dekat gen yang disebut "Periode 1" yang bervariasi di antara dua kelompok yang berbeda dalam kebiasaan bangun tidur mereka. Pada genom, 60 persen individu memiliki adenin nukleotida (A) dan 40 persen memiliki guanin nukleotida dasar (G).
Manusia memiliki dua set kromosom, seseorang individu kemungkinannya memiliki dua A sebanyak 36 persen, 16 persen kemungkinan memiliki 2 G, dan 48 persen kemungkinan memiliki A dan G.
Temuan yang dipublikasikan dalam Annals of Neurology menunjukkan, mereka dengan genotip AA cenderung secara alami bangun sekitar satu jam lebih awal dibandingkan yang GG. Dan orang dengan AG bangun pada pertengahan.
Ketika peneliti melihat orang-orang di penelitian (banyak yang terdaftar 15 tahun lalu pada usia 65 tahun) meninggal, mereka menemukan bahwa genotipe yang sama diprediksikan dalam variasi kematian.
Mereka juga menunjukkan orang dengan genotipe AA atau AG meninggal rata-rata sebelum pukul 11 siang, tapi mereka dengan genotip AG meninggal sebelum pukul 6 sore.
Penulis utama penelitian, Andrew Lim, dari Departemen Neurologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Massachusetts, mengatakan jam biologis internal mengatur banyak aspek biologi dan perilaku manusia.
"Hal itu juga mempengaruhi waktu peristiwa medis akut seperti stroke dan serangan jantung.
"Penelitian sebelumnya pada anak kembar dan keluarga menduga keterlambatan atau pengobatan seseorang bisa menyebabkan kematian dan hewan percobaan telah menunjukkan bahwa keterlambatan atau pengobatan dari jam biologis dapat dipengaruhi oleh gen-gen tertentu," tambah Lim seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/11/2012).
Sementara itu, Kepala BIDMC Clifford Saper menjelaskan, gen bisa memprediksi waktu seseorang akan meninggal. "Untungnya bukan tanggal, tapi waktunya (jam)," ujarnya.
Peneliti berharap, temuan mereka bisa digunakan untuk menentukan kapan pasien jantung atau stroke harus minum obat agar lebih efektif, atau kapan pasien di rumah sakit harus dipantau.(MEL)