Sukses

AS Perbolehkan Warga Tak Pakai Masker Jika Sudah Vaksinasi Lengkap, Bisa Diterapkan di Indonesia?

Pemerintah Amerika Serikat memperbolehkan warganya untuk tidak menggunakan masker dan menjaga jarak saat beraktivitas dengan syarat harus sudah menjalankan vaksinasi lengkap.

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Amerika Serikat memperbolehkan warganya untuk tidak menggunakan masker dan menjaga jarak saat beraktivitas dengan syarat harus sudah menjalankan vaksinasi COVID-19 lengkap. Lantas apakah hal tersebut dapat diterapkan pula di Indonesia?

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, pertanyaan tersebut tidak mudah dijawab.

 “Tentu tidak mudah menjawabnya, yang jelas kita analisis saja bagaimana proses yang terjadi di Amerika Serikat berdasar bukti ilmiah yang ada,” kata Tjandra dalam tulisan yang dibagikan kepada Health Liputan6.com dikutip Senin (17/5/2021).

Ia menambahkan, kebijakan di Amerika Serikat ini secara jelas menyebutkan bahwa mereka yang sudah divaksinasi secara penuh dapat beraktivitas tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak, kecuali kalau ada aturan lokal lain yang mengaturnya.

Jika ditelaah lebih lanjut, yang dimaksud sebagai “sudah divaksinasi secara penuh” adalah hanya kalau sudah 2 minggu sesudah penyuntikan dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna atau 2 minggu sesudah penyuntikan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson. Kalau di luar itu, maka dianggap belum divaksinasi secara penuh dan tetap harus pakai masker dan menjaga jarak, katanya.

“Kita ketahui bahwa vaksin yang sekarang digunakan di negara kita adalah Sinovac dan AstraZeneca serta juga sudah ada izin EUA BPOM untuk vaksin Sinopharm, yang tentu saja mungkin saja diperluas ke jenis-jenis lain di masa mendatang.”

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Cakupan Vaksinasi AS

Dilihat dari cakupannya, vaksinasi Amerika Serikat sudah cukup besar lanjut Tjandra. Data pada 15 Mei 2021 menunjukkan sudah ada sekitar 268 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikkan di Amerika Serikat.

Sedang, data pada 14 Mei 2021 menunjukkan bahwa sekitar 155.3 juta orang di negara itu sudah menerima vaksinasi sedikitnya satu kali, dan sekitar 120,3 juta orang sudah divaksinasi lengkap dua kali dengan vaksin Pfizer dan juga Moderna serta satu kali dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson.

“Jadi, di Amerika Serikat sampai 14 Mei sudah ada lebih dari 59 persen penduduk yang divaksinasi setidaknya satu kali. Target Presiden Joe Biden adalah 70 persen orang dewasa sudah akan divaksinasi pada 4 Juli mendatang.”

“Saat ini setiap harinya dilakukan penyuntikan 1,95 juta dosis vaksin seharinya di Amerika Serikat, dan bahkan di sana pernah sampai 3,38 juta dosis sehari pada 13 April 2021 yang lalu, tambah Tjandra.

Sementara itu, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 14 Mei 2021 pukul 18.00 WIB menunjukkan sudah ada 13.700.389 masyarakat yang sudah mendapat suntikan dosis pertama dan 8.921.978 sudah mendapat dosis kedua secara lengkap.

3 dari 4 halaman

Pola Kecenderungan Epidemiologi

Kemudian, hal yang perlu diperhatikan adalah pola kecenderungan epidemiologi tentang naik turunnya jumlah kasus dan kematian di suatu negara. 

“Sebagai salah satu cara untuk memotivasi masyarakat untuk divaksinasi, dua minggu yang lalu saya juga mengikuti suatu pertemuan internasional tentang vaksin COVID-19,” kata Tjandra.

“Dan teman dari salah satu negara bagian di Amerika Serikat menceritakan bagaimana upaya mereka untuk mengajak masyarakat di sekitar RS-nya untuk divaksinasi. Tentu mungkin saja ada pertimbangan yang menyangkut social determinant of health.”

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), social determinant of health adalah kondisi sosial yang memengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh kesehatan.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah COVID-19