Sukses

Cerita Ibu Meninggal Akibat COVID-19, Tompi: Prosesnya Cepat Banget

Baru naik ambulans, saturasi oksigen sang ibu terus turun. Ibunda Tompi meninggal akibat COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi yang juga dokter spesialis bedah plastik Teuku Adifitrian, yang karib disapa Tompi, beberapa waktu lalu menceritakan bahwa sang ibunda meninggal karena COVID-19. Ibunda Tompi meninggal pada pertengahan bulan Ramadan karena tertular virus SARS-CoV-2 saat berada di Lhokseumawe, Aceh.

"Ibu saya pertengahan Ramadan lalu meninggal karena COVID-19," ungkapnya dalam Instagram @dr_tompi.

Sebenarnya sang ibu selama ini tinggal bersama dirinya di Jakarta. Namun, sebelum bulan puasa, sang ibu meminta izin untuk ke rumah mereka di Aceh.

Di pertengahan bulan Ramadan sang ibu merasa sakit ditandai dengan demam. Tompi pun langsung meminta sang kakak yang bersama ibu di Lhokseumawe memeriksa status kesehatan ibu. Namun, di hari pertama usai gejala muncul sang ibu belum mau periksa tes COVID-19

"Hari kedua dipaksa baru mau cek COVID-19, dan positif," kata Tompi.

Pagi itu usai sahur Tompi langsung berkoordinasi dengan beberapa teman di Medan, Banda Aceh, Jakarta. Dia berniat untuk merawat ibunda di salah satu wilayah itu.

Sang ibu saat itu saturasi oksigennya terus menurun. Awalnya di angka 98 lalu menjadi 94, ia pun bergegas meminta sang kakak agar ibu mendapatkan perawatan medis.

"Setelah turun ke 94, saya mulai khawatir. Harus sesegera mungkin berangkat," katanya kepada sang kakak di sana.

Kakaknya sudah menelepon ambulans untuk bisa pergi ke fasilitas layanan kesehatan yang bisa merawat sang ibu. Namun, ambulans baru datang hampir sekitar pukul 16.00.

"Bayangkan, gap-nya sebegitu lama," cerita Tompi.

Baru naik ambulans naik beberapa menit, saturasi oksigen sang ibu turun dan lalu meninggal di dalam ambulans dalam keadaan senyap dan tenang.

"Jadi, prosesnya cepat banget teman-teman," katanya.

 

Simak Juga Video Berikut

2 dari 3 halaman

COVID-19 Nyata, Ayo Saling Jaga

Pengalaman ini membuat Tompi kembali mengingatkan kepada masyarakat agar tidak menganggap remeh COVID-19. Jangan sampai baru kehilangan salah satu anggota keluarga baru sadar pandemi ini ada. Kita semua harus bersama-sama menjaga agar tidak tertular atau menulari COVID-19.

"Jadi, satu-satunya cara selamat dari pandemi semua harus bahu-membahu. Saling menjaga. Enggak bisa bodo amat," katanya.

Bila ada saudara atau teman yang tidak memakai masker, bisa diingatkan. Bila masker turun, diingatkan juga dengan sopan.

"Ayo kita saling jaga," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran