Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong perdana bagi para pekerja di PT Unilever Indonesia, Cikarang, Kabupaten Bekasi hari ini, Selasa (18/5/2021).
Dalam dialog virtualnya dengan perwakilan perusahaan, Jokowi berharap agar dengan dimulainya vaksinasi COVID-19 Gotong Royong di lingkungan industri, diharapkan para pekerja manufaktur, pabrik, dan lokasi-lokasi produktif lain dapat terlindungi dari COVID-19.
Baca Juga
Lika-liku Pencalonan Airin Rachmi di Pilkada Banten 2024, Dihujat di TikTok hingga Suami Diperiksa Kejati tapi Elektabilitasnya Tetap Tinggi
Hasil Quick Count Walikota dan Wakil Walikota Bandung di Pilkada 2024, Ini yang Bikin Farhan-Erwin Unggul
Usai Pengumuman Daftar Peserta hingga Tempat Seleksi PPPK 2024 Periode Pertama, Apa Tahap Selanjutnya?
"Dan kita harapkan kawasan-kawasan produksi, kawasan-kawasan industri, pabrik, dan perusahaan-perusahaan yang produktif ini akan bisa bekerja lebih produktif lagi dan tidak terjadi penyebaran COVID di perusahaan-perusahaan," ujarnya.
Advertisement
Dalam konferensi persnya, dikutip dari siaran di saluran Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi juga berharap agar vaksinasi Gotong Royong juga bisa mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada target 181,5 juta penduduk di Indonesia.
"Kita berharap nantinya di bulan Agustus atau maksimal di bulan September, sudah mencapai jumlah kurang lebih 70 juta yang divaksin sehingga kita harapkan di bulan-bulan itu, kurvanya sudah berada di bawah."
"Dan kita harapkan terutama perusahaan, pabrik, industri, semuanya bisa berproduksi dalam suasana yang normal kembali," imbuh Jokowi.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Mendag Ingatkan Tetap Protokol Kesehatan
Selain di Unilever, Vaksinasi Gotong Royong perdana hari ini dilaksanakan di 18 perusahaan lainnya. Adapun vaksin COVID-19 yang digunakan adalah vaksin Sinopharm.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan juga mengingatkan agar para pekerja yang sudah divaksin COVID-19 untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan.
"Kita bisa melihat dimana-mana, terutama di negara-negara tetangga, bahwa penularan mata rantai COVID-19 ini semakin hari semakin lebih ganas. Ini juga harus kita jaga untuk sampai tidak terjadi membludaknya penularan tersebut," katanya.
Advertisement