Sukses

4 Cara Keliru Tangani Anak Saat Dilanda Masalah Makan

Proses makan adalah hal yang penting bagi anak. Ketika orangtua sangat mengutamakan hasil dari pemberian makanan tanpa menghargai proses, maka orangtua dan anak akan bentrok.

Liputan6.com, Jakarta - Proses makan adalah hal yang penting bagi anak. Ketika orangtua sangat mengutamakan hasil dari pemberian makanan tanpa menghargai proses, maka orangtua dan anak akan bentrok.

Seperti disampaikan dokter spesialis anak dari RSIA Limijati Bandung, Jawa Barat, Frecillia Regina, menurutnya bentrokan antara orangtua dan anak saat makan yakni gerakan tutup mulut (GTM) berupa makan harus digendong, makan harus dipaksa, makan sambil jalan-jalan, dan makan sambil menonton gawai.

“Orangtua dan pengasuh biasanya memberi makan anak sambil menggendong asalkan anak mau makan dan makanannya habis,” kata Frecillia dalam seminar daring di saluran YouTube Dr. Tan & Remanlay Institute dikutip Selasa (18/5/2021).

Cara itu dapat menghilangkan esensi dari proses makan anak. Padahal, anak makan bukan sekadar makan tapi prosesnya pun penting.

Ia menambahkan, terkadang orangtua juga memaksa anak untuk makan dengan mendudukkan anak di kursi makannya, walaupun menangis anak tetap harus makan. Saat membuka mulut karena menangis, anak dijejali makanan. Hal ini dapat menimbulkan trauma.

“Kalau anak sudah bisa jalan, orangtua biasanya menyuapi anak sambil jalan-jalan,” katanya.

Cara yang lebih kekinian adalah menggunakan bantuan gawai atau ponsel pintar. Anak diberikan tontonan atau kesempatan untuk memainkan gawai sambil disuapi makanan.

“Kalau dikasih gawai itu akan timbul masalah berikutnya, anak bisa terlambat bicara, hiperaktif, gangguan bicara dan harus ke klinik tumbuh kembang.”

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Masalah Berikutnya

Setelah masalah gerakan tutup mulut, dalam beberapa kasus ada pula masalah berikutnya yakni berat badan tidak naik walau sudah diberi makan.

Saat ada masalah seperti ini, orangtua cenderung mencari solusi di internet. Beberapa rekomendasi yang didapat yakni terkait pemberian lemak tambahan, protein dobel, makanan pendamping asi (MPASI) instan yang menambah berat badan, dan susu tinggi kalori.

“Jadi kalau ada masalah datang itu bukan mencari solusi instan yang menimbulkan masalah di kemudian hari. Kalau ada masalah itu, cari akar masalahnya di mana,” tutup Frecillia.

3 dari 3 halaman

Infografis Gim Berbahaya