Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog yang berpraktik di Omni Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe MSc SpPD menekankan bahwa vaksin AstraZeneca secara umum merupakan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif.
Dirga, mengatakan, vaksin AstraZeneca bersama Sinovac dan Shinoparm sudah memeroleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
Baca Juga
EUA, lanjut Dirga, merupakan kajian akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian bahwa vaksin apa pun yang telah mendapatkan EUA dari BPOM RI, bisa dipastikan keamanan dan efektivitasnya.
Advertisement
Dirga juga mengingatkan bahwa vaksin AstraZeneca merupakan vaksin COVID-19 yang paling banyak digunakan di dunia.
"Penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah disuntikkan hingga saat ini mencapai puluhan juta dosis," kata Dirga dikutip dari keterangan resmi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 20 Mei 2021.
Dan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menggunakan vaksin AstraZeneca. Menurut Dirga, banyak negara di Eropa dan Asia yang sudah menggunakan AstraZeneca, dan bisa dilihat bahwa laporannya telah berhasil menekan kasus baru COVID-19.
Salah satu laporan menunjukkan bahwa setelah dosis pertama, efektivitasnya sebesar 65 persen mampu mencegah penularan dan efektivitasnya untuk mencegah COVID-19 yang bergejala hingga 72 persen.
Simak Video Berikut Ini
Terkait Kejadian KIPI Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca
Terkait dengan beberapa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Yang masih diduga ada hubungannya dengan vaksin AstraZeneca, Dirga menegaskan bahwa reaksi pasca vaksinasi merupakan hal wajar.
"Ini menunjukkan bahwa vaksin bekerja karena vaksin ini memiliki zat antigen sehingga perlu proses pengenalan pada tubuh untuk membentuk antibodi. Secara keseluruhan, KIPI pada AstraZeneca masih bersifat ringan dan bisa ditangani," Katanya.
Dirga, menambahkan, saat ini masyarakat mendengar informasi sejumlah kasus pembekuan darah abnormal yang disebut thrombosis, yang dihubungkan dengan vaksin AstraZeneca.
"Sejauh ini yang kita ketahui kejadian thrombosis ini amat sangat kecil, yakni hanya 10 kasus dari 1 juta orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Kondisi ini pun masih bisa ditangani secara medis," Kata Dirga.
"Para ahli saat ini terus memelajari karakteristik kondisi thrombosis ini, tapi dibandingkan dengan thrombosis akibat terinfeksi COVID-19, kejadian yang diakibatkan AstraZeneca sangat kecil. Kesimpulannya, vaksin AstraZeneca aman dan manfaatnya jauh lebih besar dari pada risikonya,” Dirga menekankan.
Advertisement
Tak Perlu Khawatir
Vaksin yang sudah diberikan izin penggunaan secara luas, lanjut Dirga, masih terus diawasi penggunaanya. Proses ini merupakan proses berkelanjutan yang mengedepankan prinsip kehati-hatian agar vaksin yang digunakan senantiasa aman dimasyarakat.
“Tentu proses evaluasi dan monitoring setelah mendapatkan EUA ini terus berjalan. Para ahli, Badan POM, dan Kementerian Kesehatan terus mengawal peredaran dan penggunaan vaksin ini di masyarakat,” Dirga menjelaskan.
Dirga pun mengajak masyarakat untuk tidak takut dan tidak ragu menggunakan vaksin AstraZeneca atau pun vaksin lain yang digunakan di Indonesia.
“Kita tahu vaksin merupakan instrumen yang sangat penting untuk mengendalikan pandemi,” ujarnya.