Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) meninjau beberapa laporan remaja dan dewasa muda yang mengembangkan peradangan lapisan jantung atau miokarditis setelah vaksinasi COVID-19. Namun belum bisa menentukan apakah vaksin yang menyebabkan kondisi tersebut.
Kendati demikian, CDC menduga jumlah kasus yang relatif sedikit mungkin sama sekali tidak berkaitan dengan vaksinasi COVID-19. Namun di situsnya, CDC telah memposting panduan yang mendesak dokter untuk waspada terhadap gejala jantung yang tidak biasa diantara penerima vaksin yang masih muda.
Baca Juga
"Mungkin beberapa orang yang mengembangkan miokarditis setelah vaksinasi ini hanya kebetulan. Hal seperti ini ada banyak yang terjadi secara kebetulan karena sekarang begitu banyak orang yang divaksinasi," kata Dr. Celine Gounder, spesialis penyakit menular di Bellevue Hospital Center di New York, dikutip dari New York Times.
Advertisement
Simak Video Berikut Ini:
Laporan terus diselidiki
Berdasarkan data yang diterima, mereka yang diduga mengalami miokarditis cenderung kebanyakan dialami pria setelah menerima dosis kedua dari salah satu vaksin mRNA, yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech.
“Sebagian besar kasus tampaknya ringan, dan tindak lanjut kasus sedang berlangsung,” kata kelompok keamanan vaksin.
"Setelah kami melihat lebih banyak data tentang kasus ini maka kami akan lebih memahami apakah itu terkait dengan vaksin atau hanya kebetulan. Sementara itu, penting bagi dokter anak dan dokter lain untuk melaporkan masalah kesehatan yang muncul setelah vaksinasi," kata Dr. Yvonne Maldonado, ketua Komite Penyakit Menular American Academy of Pediatrics.
Departemen kesehatan negara bagian di Washington, Oregon dan California telah memberi tahu penyedia layanan darurat dan ahli jantung tentang potensi masalah ini, dan laporan tentang tujuh kasus telah diserahkan ke jurnal Pediatrics untuk ditinjau.
Dr. Liam Yore, mantan presiden American College of Emergency Physicians cabang Washington State, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ia baru-baru ini melihat seorang remaja dengan miokarditis setelah vaksinasi. Pasien dirawat karena peradangan ringan pada selaput jantung, dan setelah itu dikirim pulang. Tetapi remaja itu kemudian kembali untuk dirawat dengan penurunan output jantung.
Namun, Dr. Yore mengatakan ia telah melihat hasil yang lebih buruk pada anak-anak dengan COVID-19, termasuk pada anak berusia 9 tahun yang tiba di rumah sakit setelah serangan jantung musim dingin lalu. Jadi tetap untuk saat ini, risiko mendapat COVID-19 lebih besar daripada yang telah menerima vaksin.
Advertisement