Liputan6.com, Jakarta Ada sebagian orang yang ketika mendengar darah langsung takut. Hal tersebut juga bisa terjadi pada anak perempuan yang cemas bila melihat darah. Namun, anak perempuan suatu hari nanti akan mengalami menstruasi yang bakal keluar darah 3-7 hari.
Psikolog Anna Surti Ariani mengatakan pada anak perempuan yang takut dengan darah maka perlu lebih jauh hari mengenalkan mengenai menstruasi. Lalu, netralisir pengalamannya mengenai darah bahwa tidak selalu hal yang terkait darah itu sakit.
Baca Juga
"Ibu bisa menyampaikan ke anak bahwa, 'Mama tiap bulan juga keluar darah kok dek, tapi enggak sakit. Mama juga ngalamin itu'," contoh psikolog yang karib disapa Nina dalam peringatan Hari Kebersihan Menstruasi ditulis Jumat (28/5/2021).
Advertisement
Lalu, mulai juga edukasi anak mengenai apa itu menstruasi, lama menstruasi, suasana hati saat menstruasi. Beri tahu juga pada anak cara menggunakan pembalut agar darah terserap dengan baik di pembalut. Nina menyarankan untuk benar-benar memperlihatkan pembalut itu seperti apa dan cara menggunakannya.
"Jangan berpikir topik menstruasi bisa dibicarakan satu kali saja tapi bisa berulang kali. Tipik ini bisa dibicarakan sejak ada tanda-tanda pubertas sebelumnya," kata Nina.
Â
Simak Juga Video Berikut Ini:
Edukasi Juga Anak Laki-Laki
Dalam kesempatan ini Nina juga mengatakan bahwa edukasi mengenai menstruasi bukan hanya kepada anak perempuan tapi juga anak laki-laki. Tujuannya anak laki-laki dapat lebih mengahargai dan memahami perempuan.
"Anak laki-laki diharapkan tidak mengejek atau mempermalukana nakperempuan yang sedang menstruasi tapi membantunya. Misalnya membantu menutupi teman perempuan yang 'bocor atau tembus' saat menstruasi," papar Nina.
Untuk memulai perbincangan ini bisa dimulai dengan ibu yang menyampaikan ke anak laki-laki bahwa dirinya setiap bulan mengalami menstruasi. Lalu, jelaskan bahwa menstruasi adalah hal normal yang terjadi pada perempuan.
Sampaikan juga bahwa saat anak perempuan menstruasi bisa saja suasana hatinya kurang baik. Hal tersebut terjadi karena perubahan hormon.
"Sampaikan misalnya aklau pada saat menstruasi mood-moodan enggak karuan, ngertiin aja, Enggak usah dibikin pusing," kata Nina.
Advertisement