Sukses

Pastikan Belajar Tatap Muka Aman, Sekolah Lycee Francais Bikin Tur Orangtua Siswa

Pastikan belajar tatap muka aman, sekolah Lycee Francais De Jakarta membuat tur bagi orangtua siswa.

Liputan6.com, Jakarta Untuk memastikan belajar tatap muka aman, sekolah Lycee Francais De Jakarta membuat tur orangtua siswa. Tur ini dilakukan sebulan lalu, seiring Lycee Francais De Jakarta menjadi salah satu sekolah di DKI Jakarta yang masuk uji coba pembelajaran tatap muka.

Tur orangtua siswa, menurut Communication Manager Lycee Francais De Jakarta Patrick Blot, berhasil menjawab keraguan mengenai belajar tatap muka di tengah pandemi COVID-19. Protokol kesehatan yang dilakukan ketat dapat mencegah penularan virus Corona.

"Awalnya, pro kontra orangtua siswa soal pembukaan sekolah ini banyak ya. Yang kontra karena alasan takut Corona, angka COVID-19 juga masih tinggi dan kurang percaya dengan sekolah. Masing-masing kan beda ya kekhawatirannya," terang Patrick saat berbincang dengan Health Liputan6.com di Francais De Jakarta, yang berlokasi di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2021).

"Kemudian para orangtua siswa yang kontra ini minta tur (keliling) sekolah. Mereka ingin lihat kesiapan kami seperti apa. Ketika mereka datang ke sini, kami antar untuk melihat protokol kesehatan di dalam dan luar kelas."

Memasuki pintu gerbang sekolah Lycee Francais, mesin cuci tangan dan handsanitizer tersedia. Siswa diharapkan lebih baik mencuci tangan menggunakan sabun. Siswa dicek suhu tubuh, tidak lebih dari 37,3 derajat Celsius.

"Kami juga ada cek tes antigen sekolah (bila diperlukan). Dengan melihat protokol itu semua, orangtua siswa berpikiran, 'Oh, ini aman.' Nah, mereka baru bisa mengizinkan anaknya dikirim ke sekolah," jelas Patrick.

"Tapi tidak semua orangtua ikut tur. Di sini, kami punya banyak komunitas orangtua siswa. Ada yang namanya representasi atau perwakilan dari orangtua siswa. Yang ikut tur, perwakilan dari orangtua siswa, 1-5 orang tiap kelas."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Ruang Isolasi Siswa yang Tunjukkan Gejala COVID-19

Selain orangtua, tur keliling Lycee Francais De Jakarta juga melibatkan perwakilan siswa dan kehadiran dari pejabat Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan. Tur tersebut berlangsung secara bergantian selama seminggu

"Kami undang ke sini juga ada pihak dari Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan juga. Kami  adakan waktu itu tur bukan beberapa hari, malahan seminggu secara bergantian. Karena kami bergantian juga, tidak hanya orangtua, melainkan perwakilan siswa, guru, karyawan," lanjut Patrick Blot.

Antisipasi bila ada siswa yang menunjukkan gejala COVID-19, seperti demam juga dilakukan. Sebuah ruangan khusus bersebelahan dengan ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah) disediakan.

"Kalau ada anak yang tiba-tiba panas atau demam, kami ada ruang isolasi. Ini khusus yang demam tinggi. Memang ada UKS, kalau UKS kan misalnya buat siswa yang sakit perut. Jadi, dibedakan ruangan yang dengan gejala COVID-19," imbuh Patrick.

"Kalaupun demam tinggi kan belum tentu COVID-19 juga. Sejauh ini, belum ada siswa yang bergejala  COVID-19. Biasanya kalau ada anak yang sakit apapun ya kami telepon orangtua buat dijemput langsung."

Apabila ada kasus yang menunjukkan gejala COVID-19, minimal sekeluarga siswa akan diminta hasil tes antigen dan PCR guna memastikan apakah gejala tersebut COVID-19 atau bukan.

Serangkaian protokol kesehatan di atas pun dapat membuat orangtua siswa mengizinkan anaknya belajar tatap muka di sekolah. Lycee Francais De Jakarta sudah mulai uji coba belajar tatap muka sejak 12 April 2021. Siswa yang sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka mulai kelas 4 serta seluruh kelas SMP (7, 8, 9) dan SMA (10, 11, 12). Walau begitu, metode daring tetap dilakukan.

3 dari 3 halaman

Infografis Target Belajar Tatap Muka Juli 2021, Siapkah?