Liputan6.com, Jakarta Memasuki belajar tatap muka, guru sekolah Lycee Francais disuntik vaksin AstraZeneca. Salah satu kebijakan mulai dibukanya pembelajaran tatap muka, para guru sudah divaksin COVID-19. Apalagi Lycee Francais menjadi salah satu sekolah percontohan penerapan protokol kesehatan di DKI Jakarta.
Communication Manager Lycee Francais De Jakarta Patrick Blot menyebut, guru Lycee Francais yang rata-rata berkebangsaan Prancis mendapatkan vaksin AstraZeneca. Mereka mengikuti vaksinasi COVID-19 di negaranya.
Advertisement
"Kalau di sini, gurunya semua orang Prancis, Eropa. Persisnya, kami tidak tahu pasti angkanya, tapi kurang lebih 30 persen dari mereka yang baru divaksin (lengkap). Pakainya AstraZeneca," ujar Patrick kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Lycee Francais De Jakarta, yang berlokasi di bilangan Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2021).
"Alasannya (yang belum divaksin), bukan tidak mau divaksin, tapi karena AstraZeneca kan jarak pemberian antara suntik dosis pertama dan kedua itu 3 bulan. Misalnya, kalau divaksin sekarang, jarak 3 bulan ya sampai Juli-Agustus 2021."
Pada Juli-Agustus 2021, bertepatan dengan libur musim panas sekolah Lycee Francais (mengikuti libur sekolah Eropa). Para guru Lycee Francais akan pulang ke Prancis. Di sana, mereka akan lanjut suntik vaksin AstraZeneca dosis kedua.
"Juli-Agustus, kami juga sudah libur summer (musim panas). Mereka (guru) balik lagi (pulang) ke Prancis. Ya, tidak mungkin vaksinasi di sini. Mereka lebih mempertimbangkan vaksin di Eropa nanti," lanjut Patrick.
"Selama libur summer 2 bulan biasanya mereka pulang ke negara masing masing. Mereka vaksin lagi di sana. Dan dipastikan, ketika masuk sekolah lagi pada September 2021, sudah divaksin kedua."
Adapun personel dan pegawai di Lycee Francais De Jakarta yang merupakan orang Indonesia, kata Patrick, semuanya sudah divaksin dengan vaksin Sinovac.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Tur Keliling Siswa SD Lycee Francais Sebelum Belajar di Kelas
Lycee Francais De Jakarta sudah mulai uji coba belajar tatap muka sejak 12 April 2021. Siswa yang sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka mulai kelas 4 SD serta seluruh kelas SMP (7, 8, 9) dan SMA (10, 11, 12). Walau begitu, metode daring tetap dilakukan.
Khusus untuk siswa SD, Patrick Blot menerangkan, pemahaman terhadap penerapan protokol kesehatan juga digencarkan. Yang menarik, sebelum belajar di kelas, mereka diajak berkeliling sekolah untuk melihat imbauan dan arahan protokol kesehatan yang terpampang pada stiker juga poster.
"Kalau anak SD, mereka pada hari pertama masuk, kami tidak langsung belajar. Tapi mereka tur keliling sekolah bersama guru masing-masing. Melihat sekolah dan protokol kesehatan dijelaskan juga sama gurunya," terangnya.
"Harus jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, pakai handsanitizer. Dari situ, mereka paham. Jadi, kami tidak terlalu selalu mengingatkan mereka. Kami awasi saja step by step (bertahap)."
Untuk durasi pembelajaran tatap muka tergantung kelas, ada yang 3 jam dan 4 jam. Mulai dari jam 8 pagi sampai 12 siang. Durasi tersebut sudah termasuk jam istirahat sejenak, karena siswa tidak makan dan kantin tidak buka selama pandemi.
Hanya ada rekreasi sekitar 15 menit di luar ruang, duduk sembari tetap menjalankan protokol kesehatan. Para siswa di Lycee Francais juga diminta bawa botol minum sendiri. Dispenser air yang biasanya disediakan di sekolah menjadi tidak ada saat pandemi guna mencegah pertukaran saliva.Â
Siswa pun diminta membawa air minum sendiri, baik yang minum 1 liter atau 2 liter diperkenankan membawa masing-masing.
Advertisement