Liputan6.com, Jakarta Kimia Farma menyiapkan 7,5 juta dosis vaksin Sinopharm untuk vaksinasi gotong royong. Kedatangan vaksin Sinopharm tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno menyampaikan, Kimia Farma sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan produsen vaksin Shinopharm untuk impor vaksin program gotong royong ini dengan komitmen 7,5 juta dosis.
Advertisement
“Kedatangan vaksin ini nantinya akan hadir bertahap,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu, 30 Mei 2021.
Proses menuju pelaksanaan vaksinasi gotong royong terbilang cukup panjang. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sendiri telah membuka tiga fase pendaftaran dan lebih dari 10 juta orang karyawan beserta keluarga intinya. Mereka telah terdaftar melalui KADIN.
Hingga saat ini sudah lebih dari 70.000 dosis vaksin Shinopharm yang didistribusikan ke perusahaan terdaftar.
“Harapannya vaksinasi gotong royong ini membantu mempercepat timbulnya herd immunity (kekebalan kelompok) bagi 181,5 juta rakyat Indonesia,” lanjut Ganti Winarno.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kimia Farma Terus Sukseskan Vaksinasi Gotong Royong
Distribusi vaksin gotong royong dialokasikan menyesuaikan ketersediaan vaksin COVID-19 saat ini. Kimia Farma terus mempersiapkan diri menyukseskan vaksinasi gotong royong baik dari sisi kesiapan rantai dingin di seluruh Indonesia juga sarana dan prasarananya.
Termasuk sumber daya manusia (SDM) kesehatan untuk implementasi vaksinasi gotong royong.
“Pada prinsipnya Kimia Farma siap membantu pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi gotong royong ini. Untuk pendataan karyawan sudah masuk dalam sistem pendataan satu data vaksin COVID-19 dan KADIN," terang Ganti Winarno.
"Sehingga nantinya bisa dilaksanakan vaksinasi. Dari sisi fasyankes, Kimia Farma terus memperbaiki kualitas pelayanan agar perusahaan yang memanfaatkan fasilitas ini nyaman dan mendapatkan pelayanan yang terbaik."
Seluruh vaksin, baik yang digunakan untuk program pemerintah dan gotong royong telah dilengkapi pula dengan barcode yang bisa dilacak pendistribusian dan peruntukannya.
“Data tersebut nantinya terekam dalam sistem satu data. Jadi, memudahkan monitoring dan evaluasi dan terhindar dari penyalahgunaan,” tutup Ganti Winarno.
Advertisement