Liputan6.com, Jakarta Bukan perkara mudah untuk berhenti merokok. Ada faktor adiksi, withdrawal effect (gejala putus nikotin) hingga gangguan psikologis yang dipengaruhi lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (KPDPI), Dr. Agus Dwi Susanto, berhenti merokok sulit pada sebagian besar perokok. Setidaknya 70 persen perokok ingin berhenti merokok, tetapi hanya 5-10 persen yang berhasil berhenti sendiri tanpa bantuan.
Baca Juga
Ada terapi obat dan non-obat yang biasanya dianjurkan dokter untuk membantu seseorang yang kecanduan merokok. Salah satu intervensi yang sering direkomendasikan adalah terapi NRT (Nicotine Replacement Therapy) yang dapat menurunkan gejala putus nikotin dengan mengganti nikotin yang didapat dari rokok.
Advertisement
"Terapi ini memberikan asupan nikotin pengganti rokok. Cara ini diharapkan mengurangi withdrawal effect yang muncul," kata dr Agus dalam Webinar Klaim Rokok Elektronik untuk Berhenti Merokok, Sabtu (5/6/2021).
Â
Simak Video Berikut Ini:
Jenis NRT (Nicotine Replacement Therapy)
-Â Nikotin transdermal (patch)
- Nikotin permen karet (gum)
- Nikotin tablet hisap (lozenge)
- Nikotin sublingual
- Nikotin inhaler (inhaler)
- Nikotin semprot hidung (nasal spray)
Namun untuk menggunakan terapi NRT, ada beberapa prinsip penggunaan, seperti misalnya pengguna NRT harus sudah berhenti merokok karena bisa menyebabkan toksisitas nikotin apabila tetap merokok dan mendapatkan NRT, kata dr Agus.
Selain itu, NRT seharusnya disupervisi tenaga medis profesional. "NRT ini bisa digunakan setidaknya 3 bulan sebelum berhenti merokok. Penggunaan secara teratur sampai 12 bulan tidak direkomendasikan. Tenaga medis profesional seharusnya menganjurkan perokok untuk menghentikan NRT setelah 12 minggu pertama berhenti merokok," katanya.
Â
Advertisement
Rokok elektrik bukan alternatif berhenti merokok
Banyak anggapan, rokok elektrik bisa menggantikan fungsi rokok konvensional. Nyatanya, menurut dr Agus, berbagai studi ilmiah justru menunjukkan bahwa rokok elektronik tidak termasuk kategori NRT yang direkomendasikan WHO
"Rokok elektronik tidak memenuhi persyaratan sebagai modalitas berhenti merokok dan terbukti tidak membantu berhenti merokok," pungkasnya.
Infografis Bahaya Merokok
Advertisement