Sukses

Survei: Kasus COVID-19 di Tanjung Priok 12 Kali Lebih Tinggi dari yang Terlaporkan

Survei serologi Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) di Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administratif Jakarta Utara memperkirakan prevalensi orang dengan antibodi SARS-COV-2 di kecamatan tersebut mencapai 29,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta Survei serologi Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) di Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administratif Jakarta Utara memperkirakan prevalensi orang dengan antibodi SARS-COV-2 di kecamatan tersebut mencapai 29,9 persen.

Dengan kata lain, terdapat sebanyak 29,9 persen populasi di Kecamatan Tanjung Priok telah terinfeksi COVID-19 pada Februari 2021. Temuan ini 12 kali lebih tinggi dari kasus positif kumulatif yang terlacak dan terlaporkan.

Posisi DKI Jakarta sebagai provinsi dengan kasus kumulatif konfirmasi COVID-19 terbanyak di Indonesia hingga saat ini belum tergantikan. Selain mobilitas warga yang tinggi, Jakarta juga menjadi titik masuk akses transportasi udara maupun laut domestik maupun internasional.

Situasi ini membuat Jakarta rentan paparan virus atau bakteri baru, termasuk SARS-COV-2.

Meski Jakarta memiliki ketersediaan akses, akses tes, dan layanan kesehatan yang berkaitan dengan COVID-19 yang cukup baik. Namun, hingga sekarang pelacakan COVID-19 maupun positivity rate Provinsi DKI Jakarta belum mencapai standar minimum, sehingga masih banyak kasus positif COVID-19 yang kemungkinan belum terdeteksi.

“Pada saat itu, kami tergerak untuk menginvestigasi seberapa luas penularan SARS-COV-2 di salah satu kecamatan dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi. Kelompok usia 45-56 tahun lebih rentan jika dibandingkan dengan usia remaja 15-18 tahun,” ujar Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda, mengutip keterangan pers, Sabtu (19/6/2021).

Temuan ini dibandingkan dengan data infeksi kumulatif di Kecamatan Tanjung Priok per tanggal 19 Februari 2021.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Perempuan Lebih Rentan

Olivia menambahkan, pihaknya melaksanakan survei seroprevalensi dengan metode tes serologi atau pengambilan sampel darah serta pengisian kuesioner pada 3.196 responden berusia 15-65 tahun di 42 RW dan 7 kelurahan di Tanjung Priok.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penularan jauh lebih besar dari yang terlaporkan. Hal ini sesuai dengan observasi CISDI berkenaan dengan jumlah tes yang belum optimal serta keterbatasan kemampuan lacak kasus di Indonesia.

Dari sisi karakteristik demografi, hasil analisa survei ini menunjukkan bahwa perempuan 1,2 kali lebih rentan terinfeksi COVID-19 dibandingkan laki-laki.

Selain itu, kelompok responden berusia 45-65 tahun lebih rentan terinfeksi COVID-19 dibandingkan kelompok umur remaja (15-18 tahun).

Pengukuran korelasi sederhana antara tingkat seropositif dan persentase rumah tangga miskin pada level RW menunjukkan penyebaran infeksi COVID-19 di Kecamatan Tanjung Priok kemungkinan besar tidak berkorelasi dengan tingkat kemiskinan.

3 dari 4 halaman

Gambaran Perilaku Pencegahan

Survei juga menunjukkan gambaran perilaku pencegahan warga Tanjung Priok terhadap paparan COVID-19. Dari gambaran tersebut, secara umum warga dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki perilaku pencegahan yang lebih baik, khususnya pada perilaku penggunaan masker dan jaga jarak.

Selain itu, warga yang bekerja di sektor formal menunjukkan perilaku pencegahan COVID-19 yang sedikit lebih baik dibanding mereka yang bekerja di sektor informal.

“CISDI berharap pemerintah dapat menerima hasil penelitian ini sebagai temuan yang menggenapi gambaran situasi dan kondisi di masyarakat khususnya terkait pelaksanaan upaya tanggap COVID-19 di tingkat akar rumput,” tutup Olivia. 

4 dari 4 halaman

Infografis 29 Daerah di Indonesia Masuk Zona Merah COVID-19