Sukses

Perhatikan Cara Menyimpan 4 Makanan Ini Jika Tidak Ingin Gampang Sakit

pakar keamanan pangan Jeff Nelken, menyebutkan empat makanan yang secara mengejutkannya bisa membuat Anda sakit

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini PBB menyerukan aksi bersama untuk memastikan bahan makanan bebas dari kuman penyebab sakit. Lalu, PBB juga menyebutkan satu dari sepuluh orang di dunia atau sekitar 420 ribu meninggal dunia karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri, virus, parasit, racun atau zat kimia berbahaya. Selain dari industri produsen makanan, cara Anda menyimpan makanan dan cara Anda memproses atau memasaknya juga turut terlibat.

Dilansir dari Livestrong, pakar keamanan pangan Jeff Nelken, menyebutkan empat makanan yang secara mengejutkannya bisa membuat Anda sakit serta tips menyimpan pangan dengan aman untuk mencegah keracunan.

1. Homemade bawang putih dalam minyak

Belum lama ini sempat viral acar bawang putih. Nelken menyebutkan bahwa sebagai sayuran akar, bawang putih rentan terhadap spora bakteri clostridium botulinum, yang umumnya ditemukan di tanah. Meskipun tidak berbahaya jika dipertemukan dengan oksigen, namun spora ini berkembang dalam kondisi tanpa oksigen, seperti ketika bawang putih dan minyak dalam botol, jelasnya.

Menurut Michigan State University, saat spora tumbuh di lingkungan bebas oksigen ini, mereka menghasilkan racun saraf yang dapat menyebabkan botulisme, penyakit yang mempengaruhi sistem saraf dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan otot atau dalam kasus yang parah, bisa sampai menyebabkan kematian.

Untuk mengurangi risiko botulisme, campuran bawang putih dalam minyak buatan sendiri harus selalu disimpan di lemari es dan digunakan dalam dua hingga tiga hari, atau dibuang setelah dua jam pada suhu kamar, saran Michigan State University.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

2. Sayuran kalengan

Mirip dengan bawang putih dalam minyak, makanan yang dikalengkan atau difermentasi di rumah membawa risiko kontaminasi yang lebih tinggi dari toksin botulisme. Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sayuran kalengan rumahan adalah penyebab nomor satu wabah botulisme di Amerika Serikat. Menurut CDC, makanan dengan kandungan asam rendah, termasuk asparagus, kacang hijau, bit, jagung, kentang, beberapa tomat dan buah ara, adalah sumber paling sering dari botulisme terkait pengalengan di rumah.

Jika Anda menyetok makanan kaleng tersebut, berikan label dan tanggal pembuatan. Lalu simpan di di tempat yang sejuk dan gelap pada suhu antara 50 dan 70 derajat Fahrenheit (10-21 derajat celcius), dan selalu dinginkan setelah dibuka, saran CDC.

3. Nasi

Nasi adalah salah satu makanan berisiko tinggi yang paling umum untuk keracunan makanan. Itu karena beras bisa mengandung spora bacillus aureus, kata Nelken. Dengan sedikit kelembapan, spora ini dapat berkembang biak dan membuat Anda sakit. Itu sebabnya Anda harus selalu menyimpan beras di tempat yang sejuk dan kering. Agar aman, pindahkan beras ke dalam wadah kedap udara setelah dibuka dan simpan di pantry (atau bahkan freezer).

Selain itu, beras yang dimasak menyediakan lingkungan yang sangat lembab untuk patogen yang berpotensi beracun. Dan menurut Australian Institute of Food Safety (AIFS), nasi yang dicampur dengan makanan berisiko tinggi lainnya seperti makanan laut, babi atau telur memiliki kemungkinan kontaminasi yang lebih besar. Menurut AIFS juga menyimpan nasi yang dimasak dengan tidak benar adalah penyebab utama penyakit bawaan makanan di dunia.

Untuk menyimpan nasi yang dimasak dengan benar, pertama-tama dinginkan dengan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri (suhu penyimpanan lemari es yang aman adalah 40 derajat Fahrenheit atau lebih rendah). Setelah dingin, tutup nasi dalam wadah kedap udara dan jika disimpn di lemari es bisa tahan selama tiga hingga empat hari. Saat memanaskan kembali nasi sisa , panaskan hingga mencapai suhu 165 derajat Fahrenheit (74 derajat celcius) untuk membunuh bakteri berbahaya, saran USDA.

 

3 dari 4 halaman

4. Buah

Percaya atau tidak, buah-buahan segar dianggap sebagai makanan yang berpotensi berbahaya, kata Nelken. Misalnya, buah beri dan melon memiliki risiko kontaminasi yang tinggi karena bakteri seperti listeria dan salmonella tumbuh subur di iklim yang hangat dan lembab tempat buah ditanam, kata AIFS.

Anda dapat terhindar dari keracunan makanan dengan mencuci (dan mengeringkan) buah secara menyeluruh dan mendinginkannya pada suhu di bawah 41 derajat Fahrenheit (5 derajat celcius) untuk memperlambat pertumbuhan bakteri, saran Nelken.

4 dari 4 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19