Liputan6.com, Jakarta - Ct value atau nilai cycle threshold bukan penentu derajat keparahan dari COVID-19. Sehingga, tak seharusnya memusingkan angka yang tertera di selembar surat hasil swab test PCR ketika terkonfirmasi positif Corona.
"Ct value itu dapurnya orang PK (Patologi Klinik). Sebenarnya bukan buat diumbar-umbar. Di luar negeri juga enggak kayak begitu," kata Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jaka Pradipta saat melakukan siaran langsung di Instagram dengan topik Kapan Saya Dinyatakan Sembuh dari COVID-19? pada Februari 2021.
Advertisement
Ada pun tujuan dari Ct value, lanjut Jaka, sebatas mengetahui jumlah virus Corona penyebab COVID-19 yang ditangkap dengan metode PCR.
"Diputar mesinnya, di putaran ke berapa dapat virusnya. Semakin kecil putarannya, misal Ct value 5, lima kali putaran sudah dapat. Artinya, virusnya banyak," kata Jaka.
"Kalau misalnya Ct value-nya tinggi 30, diputar 30 kali atau kita cari jarum di jerami gitu, 30 kali putar baru dapat virusnya. Artinya virusnya sedikit," Jaka menambahkan.
Jaka pun menekankan bahwa Ct value bukan untuk menandakan aktivitas virusnya, bukan pula penentu derajat keparahan dari COVID-19.
Benar-benar murni terkait partikel dari virus Corona yang berhasil ditangkap mesin.
"Artinya, kalau saya swab-nya agak dalam nih, kemungkinan nilai Ct value-nya bisa lebih turun karena dia dapatnya semakin banyak. Jadi, faktornya banyak. Tekniknya dan mesinnya pun berbeda-beda," kata Jaka.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Selanjutnya Tentang Ct Value Pasien COVID-19
Begitu juga ketika mungkin nilai awal Ct value-nya 32 lalu berubah menjadi 20, bisa jadi faktor alat ikut berpengaruh. Sebab, kata Jaka, alat berbeda, standar yang digunakan juga berbeda.
"Sehingga memang sebenarnya Ct value dapurnya orang PK atau dapurnya dokter saja. Jangan dilihat itu," ujarnya.
Karena Ct value bukan sebuah parameter derajat keparahan, orang yang terdiagnosis COVID-19 dengan Ct value misalnya 4, tidak perlu sampai harus mencari ICU segala.
Apalagi jika termasuk orang tanpa gejala (OTG) atau bergejala ringan, Jaka, mengimbau, untuk tidak panik.
Meski begitu, tidak lantas pasien dengan Ct value yang tinggi, misal 38, menjadi jumawa. Bisa jadi nilai Ct tinggi tapi batuk-batuk atau saturasi oksigennya terjun bebas.
"Jadi sebenarnya Ct value itu tuh cuma untuk melihat partikel virus yang tertangkap saja pada saat swab," ujarnya.
Â
Advertisement
Lantas, Kapan Ct Value digunakan?
Saat menentukan apakah seorang pasien bisa dikatakan sembuh dari COVID-19 atau tidak, Jaka akan melihat dari gejala yang dialami pasien tersebut, dan juga melihat hasil laboratorium darah, ronsen, dan saturasinya.
"Ct value yang bisa kita lihat apanya? Tadinya virusnya yang ketangkep misalnya 5 terus akhirnya menjadi 20, artinya jadi sedikit yang ditangkap. Artinya imunitasnya bagus nih pasien. Sehingga yang tadinya virusnya banyak bisa menjadi sedikit," kata Jaka.
"Sudah, itu saja. Informasinya sudah itu saja. Bukan 'Wah ini masih 32, sedikit lagi 33, 35, enggak kayak gitu,"Â Jaka menekankan.
Lagi pula, jelas Jaka, biasanya kalau Ct value sudah di atas 30 sudah sangat sedikit jumlah virus Corona yang bersemayam di dalam tubuh.
"Enggak usah dinilai lagi," katanya.
Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test
Advertisement