Sukses

Jauhkan Orangtua Lansia dari Pneumonia, 3 Hal Ini Bisa Dilakukan Seorang Anak

Ada tiga hal yang dapat dilakukan anak untuk menjaga orangtua yang telah memasuki masa lanjut usia, dan menjauhkannya dari penyakit seperti pneumonia

Liputan6.com, Jakarta Saat bertumbuh dewasa, seorang anak dapat berperan untuk mencegah orangtuanya yang telah lanjut usia atau lansia, mengalami penyakit yang mengancam nyawa, salah satunya adalah pneumonia.

Menurut data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di tahun 2018, sekitar 1,4 juta orang di seluruh dunia dilaporkan meninggal akibat pneumonia setiap tahunnya.

Penyakit ini umumnya lebih rentan dialami lansia berusia 50 tahun ke atas. Selain itu, lansia yang mengidap pneumonia juga lebih rentan mengalami komplikasi lebih lanjut seperti abses paru-paru hingga keracunan darah.

Maka dari itu, tiga hal yang dapat dilakukan seorang anak, demi menjaga kesehatan orangtuanya, serta menghindari mereka dari penyakit seperti pneumonia.

1. Menjaga Pola Hidup Sehat Orangtua

Dokter Amira Anwar, spesialis paru dan pernapasan dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com mengatakan, anak dapat membantu membersihkan lingkungan tempat tinggal dan selalu memastikan asupan gizi seimbang bagi orangtua mereka.

"Ketika orang tua sudah tidak memiliki energi dan stamina untuk menjaga pola hidup yang sehat, anak dapat membantu merawat orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhannya, seperti yang telah orang tua kita lakukan kepada kita ketika beranjak dewasa," kata Amira, ditulis Selasa (29/6/2021). 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Pendampingan Perawatan Kesehatan

2. Mendampingi Perawatan Kesehatan Orangtua

Vaksinasi PCV dapat dilakukan untuk menghindari lansia dari pneumonia. Selain itu, penting juga untuk memeriksakan kondisi kesehatan orangtua secara rutin.

Namun, orangtua seringkali tidak termotivasi melakukan rutinitas ini. Maka dari itu, anak dapat menjadi roda penggerak hingga akhirnya mereka dapat menemui petugas kesehatan dan mendapat perawatan yang diperlukan.

Dokter Ida Rochmawati, spesialis kedokteran jiwa yang juga konselor kejiwaan mengatakan, salah satu faktor enggannya seseorang untuk menerima vaksin atau melakukan perawatan kesehatan adalah kurangnya referensi dan informasi.

"Oleh karena itu, untuk meyakinkan orang tua tentu harus kita lihat situasinya terlebih dahulu," kata Ida.

"Mula-mula kita gali pemahaman mereka. Bila pemahamannya benar, kita kuatkan. Bila salah, kita perbaiki," lanjutnya. Ida menambahkan, seseorang harus bisa mengajak orangtua untuk berdiskusi, sekaligus memberikan edukasi dari sumber yang valid.

Selain itu menurut Amira, anak juga perlu melakukan upaya yang lebih jauh dari sekadar mengingatkan orangtua untuk memeriksakan kesehatan atau menerima vaksinasi.

"Hal lain yang dapat dilakukan, misalnya membantu orang tua untuk membuat janji dengan dokter ataupun rumah sakit, hingga menjemput dan mengantar mereka ke rumah sakit untuk kontrol rutin," kata Amira.

Dia mengatakan, dengan meminimalkan upaya yang orang tua harus lakukan, orang tua memiliki lebih sedikit alasan untuk menolak imbauan dari anak.

3 dari 4 halaman

Kesehatan Diri Sendiri

3. Menjaga Kesehatan Diri Sendiri

Ida mengatakan, orang tua cenderung memprioritaskan kesehatan anak-anak dan cucunya dibanding kesehatannya sendiri. Hal ini karena mereka tidak ingin merepotkan keluarga dan saudara-saudaranya.

"Penting bagi anak yang sedang merawat orang tuanya untuk tidak memaksakan diri dan tetap menjaga kesehatan, agar tidak membuat orang tua khawatir yang mana dapat mempengaruhi daya tahan dan kondisi kesehatan mereka," kata Ida.

4 dari 4 halaman

Infografis 9 Tips Lansia Tetap Sehat Bebas Covid-19