Liputan6.com, Jakarta Vagina kering bisa menjadi permasalahan saat bercinta. Kehadiran cairan lubrikasi di organ intim bakal memengaruhi aktivitas tersebut.
Ada beberapa alasan yang membuat vagina tidak menghasilkan cairan pelumas seperti biasanya. Dilansir Womens Health berikut beberapa penyebabnya.
Baca Juga
1. Memang sudah alaminya Anda basahnya sedikit
Advertisement
Setiap orang menghasilkan jumlah cairan yang berbeda saat berhubungan seks, kata ginekolog Jessica Shepherd. Sama halnya bahwa di antara orang yang bersepeda, ada yang berkeringat lebih banyak sementara beberapa hanya sedikit berkeringat, atau beberapa ibu menghasilkan ASI lebih banyak daripada ibu yang lain.
Jadi, tingkat kelembapan vagina tiap orang juga berbeda, ada yang produksinya rendah, sedang dan berlebih, jelasnya. Jika Anda termasuk yang tingkat kelembapannya rendah, pakailah pelumas, sarannya.
2. Kurang foreplay
Pada kenyataannya, jika seorang wanita mengeluhkan berkurangnya pelumasan untuk seks, mungkin memang karena foreplay kurang seperti kata profesor klinis ilmu kebidanan, ginekologi, dan reproduksi di Yale School of Medicine, Mary Jane Minkin, MD.
Jika Anda bosan, tidak tertarik, atau hanya tidak terhubung dengan pasangan Anda, itu juga berarti Anda akan kesulitan mendapatkan mood dan basah.
Simak Video Berikut Ini:
3. Infeksi jamur
“Situasi vaginitis tertentu dapat menyebabkan kekeringan, dan secara klasik, infeksi jamur dapat menyebabkannya,” kata Minkin.
Jika ini penyebabnya maka gejalanya tidak hanya masalah kering saja, tetapi biasanya dibarengi dengan rasa gatal. Jika tidak yakin apakah Anda memiliki infeksi jamur, konsultasikan dengan dokter, jelasnya.
4. Menyusui
Tubuh mengalami perubahan besar dalam hormon di sekitar kehamilan dan persalinan. Salah satu perubahan itu berkaitan dengan menyusui, seperti hormon prolaktin merangsang laktasi, sehingga wanita yang menyusui memiliki kadar prolaktin yang tinggi.
Ini juga bisa menekan estrogen, sehingga Anda bisa kering, kata Minkin. Ia menambahkan untungnya menggunakan pelumas dan pelembab vagina saat Anda pascapersalinan benar-benar aman.
5. Perimenopause atau menopause
Saat siklus Anda melambat (biasanya saat Anda berusia 40-an tetapi kadang-kadang bahkan di pertengahan 30-an), indung telur Anda mulai memproduksi lebih sedikit estrogen, dan jaringan vagina Anda menjadi lebih tipis dan kering. Ini menjadi waktu yang tepat untuk Anda memanfaatkan pelumas dan pelumas vagina, saran Minkin.
6. Anda sedang minum pil KB
Estrogen adalah hormon yang menyebabkan pelumasan, jadi ada kemungkinan pil KB dosis rendah bisa mengurangi kelembapan, jelas Minkin. Coba gunakan pelumas, atau bicarakan dengan dokter, sehingga dokter mungkin menyarankan pil lain jika Anda tidak puas.
7. Anda sedang menjalani pengobatan tertentu
Ada banyak obat yang dapat mengacaukan kemampuan Anda untuk bercinta. Yang pertama adalah antihistamin. Obat ini dapat mengeringkan sinus dan daerah bawah Anda.
“Ketika mengonsumsi obat alergi, mungkin ini yang menyebabkan keringnya vagina,” kata Shepherd.
Selain antihistamin, accutane, obat jerawat yang kuat ini dengan nama generik isotretinoin juga menyebabkan vagina kering.
Antidepresan juga dapat menurunkan gairah seks, kata Dr. Minkin. Ia mencatat bahwa antipsikotik dapat bekerja melalui mekanisme prolaktin yang sama yang disebutkan di atas, mengonsumsinya bisa menurunkan estrogen.
Advertisement
8. Jelang haid
Ini adalah hal lumrah bahwa tingkat kebasahan bisa berubah seiring siklus haid Anda. Setelah Anda berovulasi dan sebelum Anda mendapatkan menstruasi, Anda bisa mengalami kekeringan.
“Tingkat estrogen dan progesteron rendah saat Anda mulai menstruasi dan, akibatnya kekeringan vagina bisa terjadi,” kata pakar kesehatan wanita Jennifer Wider, MD.
9. Menggunakan pelumas berbahan dasar air
“Pelumas berbahan dasar air bisa menyebabkan vagina cepat kering,” kata Wider.
Akibatnya, Anda mungkin perlu terus mengoleskan pelumas berbahan dasar air, membuat Anda berpikir bahwa Anda lebih kering dari yang sebenarnya.
10. Masalah Kesehatan Tertentu
Kondisi tertentu, misalnya gangguan tiroid dan gangguan sistem kekebalan sindrom Sjogren (yang paling sering dikaitkan dengan mata kering dan mulut kering), juga terkait dengan kekeringan di bagian bawah, kata Minkin. Mungkin ada gejala lain yang bisa mengarah pada diagnosis tersebut, namun lebih jelasnya bisa Anda tanyakan ke dokter.
11. Douching
Douching dapat menyebabkan iritasi dan kekeringan pada vagina, itu baru salah satu alasan sebaiknya Anda tidak melakukan douching. Yang lainnya, douching bisa membunuh bakteri baik, meningkatkan tingkat pH vagina, sehingga menyambut bakteri jahat ke area vagina.
12. Merokok
“Merokok menyebabkan penurunan sirkulasi aliran darah,” kata Shepherd.
Berkurangnya darah yang mengalir, termasuk ke daerah panggul, menyebabkan pelumasan vagina lebih sedikit.
13. Stres
Jelas, sulit untuk terangsang jika Anda gelisah dan gugup. Kondisi kesehatan mental yang lebih serius, termasuk depresi, juga dapat memengaruhi dorongan seksual Anda.
“Dorongan seks atau libido seseorang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh depresi karena kemampuan mereka untuk mengantisipasi dan mengalami kesenangan dapat menjadi tumpul oleh depresi itu sendiri,” kata Wider.
Obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) juga dapat menurunkan gairah seks Anda, membuatnya lebih sulit untuk basah, katanya. Jika Anda mengalami depresi dan bermasalah dengan vagina kering yang mengganggu hubungan seks Anda, konsultasikan dengan dokter.
14. Anda kurang minum
Dehidrasi dapat menyebabkan kekeringan pada vagina dengan cara yang sama seperti menyebabkan kulit kering di area tubuh lainnya,” kata Wider.
Itu juga bisa memperburuk mood Anda yang menyebabkan semakin kering.
Infografis 4 Zodiak Mudah Jatuh Cinta dengan Sahabat
Advertisement