Sukses

Pedoman untuk Orangtua Ketika Anak Kena COVID-19 dan Harus Isolasi Mandiri

Ini yang bisa orangtua lakukan saat anak kena COVID-19 dan isolasi mandiri di rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan dokter spesialis kesehatan anak, Nina Dwi Putri, di dalam pedoman Isolasi Mandiri pada Anak menyarankan orangtua tidak panik saat anak terkonfirmasi COVID-19.

Selain harus tetap tenang, penanganan COVID-19 pada anak juga tetap membutuhkan dukungan dari orangtua. Jika anak terinfeksi dan harus melakukan isolasi mandiri di rumah, orangtua dapat melakukan beberapa hal sebagaimana yang tercantum di dalam pedoman tersebut:

- Tenangkan anak, jelaskan kenapa anak harus isolasi: agar menjaga orang lain tetap sehat.

- Orangtua boleh mengasuh anak, tapi bila orangtua negatif: usahakan hindari paparan air liur dan cairan tubuh lain: hindari mencium.

- Jika anak sudah mandiri, carikan aktivitas yang dapat dikerjakan sendiri.

- Jika di rumah terdapat balkon atau teras, lakukan aktivitas di luar ruangan untuk mengganti suasana.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Yang Sebaiknya Merawat Anak

Setelah mengetahui cara menenangkan anak, lantas siapa yang sebaiknya merawat anak?

Pedoman Isolasi Mandiri Pada Anak menjelaskan, orang -orang yang sebaiknya merawat anak ketika isolasi mandiri di rumah adalah:

- Orangtua atau pengasuh yang berisiko rendah untuk bergejala berat COVID-19. Sedang, yang berisiko tinggi seperti lansia atau orang dengan komorbid sebaiknya tidak.

- Jika orangtua positif tapi anak negatif, mungkin anak masih dalam masa inkubasi. Hindari menitipkan anak kepada pengasuh dengan risiko tinggi.

- Orangtua atau pengasuh yang negatif tapi mengasuh anak harus melakukan isolasi atau karantina setelah anak selesai isolasi.

- Jika memungkinkan, cukup satu orangtua atau pengasuh saja yang mengasuh anak.

3 dari 4 halaman

Tanda Bahaya butuh Perhatian Khusus

Jika orangtua atau pengasuh yang akan merawat anak selama isoman sudah ditetapkan, maka mereka harus mengetahui tanda bahaya butuh perhatian khusus yang ditandai dengan:

- Anak banyak tidur atau kesadaran menurun.

- Tanda dehidrasi.

- Napas cepat

- Kejang

- Cekungan di dada, hidung kembang kempis.

- Demam terus-menerus disertai mata merah, ruam, dan leher bengkak.

- Saturasi oksigen kurang dari 95 persen.

- Anak dengan penyakit penyerta atau penyakit kronik.

- Muntah mencret dan tidak masuk asupan.

Jika anak memperlihatkan tanda-tanda di atas maka "segera ke dokter atau fasilitas kesehatan yang menangani COVID-19," tulis Nina dalam pedoman tersebut, dikutip Kamis (1/7/2021).

 

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19