Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan mencatat 436 kasus varian Delta di Indonesia, yang mana kasus tersebut mendominasi Pulau Jawa. Hasil deteksi varian virus Corona melalui Whole Genome Sequencing (WGS) ini dari 553 sekuens yang dilacak.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, jumlah 553 sekuens varian virus Corona sudah mencakup Variant of Interest (VoI) dan Variant of Concern (VoC) yang ditemukan di Tanah Air. Seluruh varian harus diwaspadai.
Advertisement
"Dari hasil WGS, kita sudah mendeteksi 553 sekuens, baik itu Varian of Interest maupun Variant of Concern yang perlu diwaspadai. Varian Delta terlihat sekali mendominasi ya terutama di Pulau Jawa," terang Nadia saat dialog virtual, Rabu (7/7/2021).
"Kalau kita melihat, sampai saat ini dari 553 sekuens, 436 di antaranya adalah varian delta. Kita tahu varian Delta ini memang sudah terbukti penularannya sangat cepat."
Lebih lanjut, Nadia membandingkan kecepatan penularan varian Delta dibandingkan dengan varian Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 yang dahulu berasal dari Wuhan, Tiongkok.
"Kalau kita bandingkan dengan virus varian Corona yang awal dari Wuhan, Tiongkok, hanya 2,5 sampai 3 kali lipat penularannya. Namun, kalau kita bandingkan dengan varian Delta, bisa 5 sampai 8 kali lipat penularannya," lanjutnya.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Varian Delta Pengaruhi Lonjakan COVID-19
Menilik kasus COVID-19 nasional yang kian naik tajam, menurut Siti Nadia Tarmizi, kemungkinan kenaikan dipengaruhi adanya varian Delta yang menyebar cepat. Terlebih lagi penambahan angka konfirmasi positif harian COVID-19 menembus 30.000-an kasus.
"Kita bandingkan dengan kondisi pada Desember 2021 dan Januari 2021, memang peningkatan kasus COVID-19 cukup tinggi. Kemudian pada Juni-Juli ini peningkatan sangat luar biasa ya," ujarnya.
"Sekarang kita bahkan bertambah sehari bisa 28.000-30.000 kasus. Tentunya, kita ketahui bahwa ini sangat memungkinkan disebabkan adanya varian baru. Kemungkinan besar adalah varian Delta yang sangat berpengaruh."
Adanya varian baru virus Corona yang terdeteksi di Indonesia, Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada Gunadi tak memungkiri berdampak terhadap ekskalasi kasus COVID-19 yang terjadi.
"Pasti berdampak, karena transmisi yang lebih cepat. Contohnya, India. Bagaimana ekskalasi kasus COVID-19 di sana pada Mei 2021 mencapat 300.000-400.000 kasus per hari," katanya.
Advertisement
Sebaran Varian Delta di Indonesia
Gunadi menambahkan, WGS Indonesia terbilang belum optimal dalam pendeteksian varian virus Corona.
"Baru 2.576 yang masuk sampai per hari ini, dibandingkan data global 2,2 juta. Artinya, dalam hal WGS, kita masih 0,1 persen dari data global. Jadi, belum bisa menggambarkan sebetulnya, varian apa yang banyak di Indonesia meski varian Delta sudah ditemukan 17,7 persen," tambahnya.
Adapun data Kemenkes mengenai sebaran varian Delta sebanyak 436 kasus hingga per 6 Juli 2021, sebagai berikut:
Sumatera Selatan: 3 kasus
DKI Jakarta: 195 kasus
Jawa Tengah: 80 kasus
Banten: 4 kasus
Jawa Barat: 134 kasus
Jawa Timur: 13 kasus
Kalimantan Tengah: 3 kasus
Kalimantan Timur: 3 kasus
Gorontalo: 1 kasus
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta
Advertisement