Liputan6.com, Jakarta Di tengah lonjakan COVID-19, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih menyampaikan, pasien harus segera dapat perawatan dengan baik. Cara ini merupakan salah satu strategi pengendalian COVID-19 di hilir.
Apalagi data harian kasus COVID-19 per 8 Juli 2021, penambahan positif COVID-19 mencapai angka 38.391 orang dan 852 orang meninggal akibat COVID-19. Angka harian COVID-19 nasional ini termasuk tertinggi.
Advertisement
"Untuk mengatasi lonjakan COVID-19, perlu sekali kita dorong. Skenario terburuk harus kita pikirkan. Kalau kita melihat angka penambahan kasus bisa 40.000 per haru atau mungkin di atas itu," kata Daeng saat dialog virtual baru-baru ini, ditulis Kamis (8/7/2021).
"Ada strategi yang dipegang di hilir, yakni orang sakit dan sudah terinfeksi harus segera mendapat perawatan. Lalu ketersediaan tempat tidur (bed), obat, oksigen, dan lainnya. Kalau semakin cepat pasien atau orang terinfeksi kita tolong, maka angka kesembuhan besar."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Angka Kesembuhan COVID-19 Didorong
Strategi pasien COVID-19 harus cepat, menurut Daeng M. Faqih, untuk mendorong angka kesembuhan. Dalam hal ini, kapasitas pelayanan kesehatan harus mencukupi.
"Untuk kapasitas pelayanan kesehatan, seperti membangun shelter harus gencar dilakukan dan dipersiapkan. Ini bukan pekerjaan mudah. Saya kira ini pemerintah daerah sudah harus menyiapkan ini semua," terangnya.
"Kalau semua pasien yang sakit, dirawat dan mendapatkan perawatan dengan baik, maka angka kematian ditekan, angka kesembuhan didorong lebih besar lagi. Intinya, strategi di hilir, yakni menambah kapasitas pelayanan kesehatan, sehingga semua masyarakat terinfeksi dilayani baik."
Advertisement
RS Cadangan Pasien COVID-19 dan Ubah IGD Jadi Ruang Isolasi
Melonjaknya kasus konfirmasi positif COVID-19 membuat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit kian penuh. Untuk menjamin ketersediaan tempat tidur di rumah sakit selama masa pandemi COVID-19 ini, Kementerian Kesehatan mempersiapkan RS Cadangan di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
“Kami juga sudah mulai mempersiapkan Rumah Sakit Cadangan di Wisma Haji Pondok Gede,” ucap Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam rilis Kemenkes pada 5 Juli 2021.
RS Cadangan itu memiliki kapasitas 900 kamar dan sudah mulai dikerjakan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kemudian disiapkan 50 kamar, sehingga akan ada 950 bed tambahan.
Untuk tenaga kesehatan yang membantu di rumah sakit cadangan. Tenaga kesehatan didatangkan dari daerah-daerah zona hijau seperti beberapa dari Kalimantan dan Sumatera.
Tenaga kesehatan juga akan difasilitasi tempat tinggal di Asrama Haji. Diharapkan adanya RS Cadangan dapat meminimalisir laju penularan COVID-19 antara para tenaga kesehatan lainnya atau anggota keluarga masing-masing tenaga kesehatan.
Tak hanya itu, Budi Gunadi sudah melakukan instruksi agar semua Instalasi Gawat Darurat (IGD) diubah menjadi ruang isolasi agar langsung menampung pasien yang sudah masuk. Sementara untuk IGD, dibangun di luar gedung rumah sakit dengan bekerja sama bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri Covid-19
Advertisement