Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini survei serologi dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta guna mengetahui prevalensi antibodi positif SARS-CoV-2 atau virus Corona penyebab COVID-19 di Ibu Kota.
Survei serologi yang turut menggandeng Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI), Lembaga Eijkman, dan CDC Indonesia secara spesifik mengukur proporsi warga DKI Jakara yang memiliki antibodi terhadap virus Corona, dalang penyebab pandemi COVID-19 di seluruh dunia.
Serologi sendiri merupakan teknik berbasis imunologi yang bertujuan mengukur respons imun terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang.
Advertisement
Ada pun metode survei serologi berbasis populasi menggunakan metode sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 4.919 atau 98,4 persen dari target sampel 5.000 penduduk usia 1 atau lebih.
Sampel tersebar di 100 kelurahan di enam wilayah kabupaten/kota di Provinsi DKI Jakarta. Pengumpulan data dan spesimen menggunakan tes Tetracore-Luminex dilakukan sejak 15 sampai 31 Maret 2021.
Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut bahwa hampir separuh atau 44,5 persen warga Ibu Kota pernah terinfeksi Virus Corona, dengan rincian:
- Kasus terkonfirmasi COVID-19 pada 31 Maret 2021 sebanyak 382.055 jiwa
- Estimasi warga yang pernah terinfeksi Virus Corona sebanyak 4.717.000, dengan total penduduk DKI Jakarta sebanyak 10.600.000.
Dari laporan berjudul 'COVID - Survei Serologi DKI Jakarta' yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 11 Juli 2021, disebutkan bahwa dari jumlah estimasi warga pernah tertular SARS-CoV-2, hanya 8,1 persen yang terkonfirmasi COVID-19.
Dan, pada Juni 2021 terdapat 49,2 persen masyarakat yang telah terkena COVID-19.
"Artinya separuh dari penduduk di Jakarta sudah memiliki eksposur. Mudah-mudahan kekebalan di dalam urusan Covid-19 ke depan kita akan mendorong lebih jauh supaya kegiatan vaksinasi bisa tuntas," kata Anies dalam diskusi virtual, Sabtu, 10 Juli 2021, dikutip dari News Liputan6.com.
Â
Simak Video Berikut Ini
Hampir Separuh Penduduk DKI Jakarta Telah Terpapar COVID-19
Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengungkapkan bahwa hampir separuh penduduk DKI Jakarta telah terpapar COVID-19. Namun, tidak sampai 10 persen yang terkonfirmasi atau terdeteksi pemerintah.
Survei serologi, menunjukkan, jumlah estimasi warga yang terinfeksi yaitu 4,7 juta dari total penduduk Jakarta sebanyak 10 juta orang atau hampir separuhnya.
Â
Advertisement
Apakah Pandemi COVID-19 Berubah Jadi Endemi?
Di lembar berikutnya, terdapat penjelasan apa makna dan konsekuensi dari hasil survei tersebut.
1. Apakah kekebalan komunal (herd immunity) di Jakarta akan tercapai?
Kekebalan komunal di Jakarta akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antar wilayah yang tinggi. Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan (telah tervaksinasi) yang dapat mengatasi semua varian virus.
2. Apakah pandemi COVID-19 di Jakarta akan berubah menjadi endemi?
Dijelaskan bahwa pandemi COVID-19 di Jakarta dapat menjadi endemi. Vaksinasi dapat menekan risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian, walaupun tidak bisa sepenuhnya menghentikan penularan virus Corona.
Hal ini berakibat akan banyak kasus yang tidak bergejala sehingga akan banyak kasus yang tidak tedeteksi.
Oleh sebab itu, diperlukan strategi penanganan pandemi COVID-19 secara cepat dan signifikan untuk jangka pendek, serta diperlukan antisipasi jangka menengah dan panjang bila COVID-19 benar berubah menjadi endemi di masa depan.
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19
Advertisement