Liputan6.com, Jakarta Menjaga imunitas di masa pandemi tak hanya harus dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Penting bagi orangtua untuk juga memperhatikan asupan gizi anaknya, agar tak mudah jatuh sakit.
Dokter spesialis gizi klinik Sheena RA dalam dialog KPCPEN beberapa waktu lalu mengatakan bahwa asupan makanan yang harus dipenuhi oleh anak sebenarnya tidak jauh berbeda dari orang dewasa.
Baca Juga
"Asupan makanan pada anak itu harus kita perhatikan komposisi gizinya yang tepat. Baik dari segi jumlahnya, jenisnya, dan juga frekuensinya," kata Sheena, ditulis Senin (12/7/2021).
Advertisement
Menurut Sheena, tujuannya adalah untuk mempertahankan dan memperbaiki status gizi anak, serta memperkuat imunitas tubuhnya, agar dia lebih mampu menangkal infeksi, dan apabila terkena, maka gejalanya lebih ringan.
"Sama seperti orang dewasa, (yang harus diberikan) mencakup makronutrien yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan juga mikronutrien seperti vitamin dan mineral yaitu seng, zat besi, kalsium, asam folat."
"Dan vitamin-vitamin yang lain sepeti vitamin A, B, C, D, dan lain-lain. Itu harus cukup dan seimbang, sehingga kebutuhan gizi anak ini terpenuhi," imbuh Sheena.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Jangan Hanya Utamakan Karbohidrat
Â
Sheena mengungkapkan bahwa seringkali, orangtua hanya mengutamakan karbohidrat saat memberi makan anaknya.
"Sehingga targetnya hanya anak masuk makanan dan kenyang, tapi kebutuhan gizi yang lainnya tidak terpenuhi," ujar Sheena.
Padahal, asupan gizi lain seperti protein, lemak, dan sayur-sayuran juga sangat penting bagi anak.
Â
Advertisement
Tingkatkan Protein
Pada anak, konsumsi protein dinilai harus lebih banyak daripada dewasa.
"Untuk anak-anak sendiri, lauk pauk itu sebesar 35 persen dari total asupan energi hariannya. Jadi misalnya kita memberikan makanan pada anak, pastikan ada protein nabati dan hewani di dalamnya."
Sementara untuk selingan, orangtua juga disarankan untuk memperhatikan apa zat gizi yang dikonsumsi oleh anak, serta harus memberikan jarak dengan makanan pokoknya.
Menurut Sheena, hal tersebut dilakukan agar makanan selingan tidak membuat anak merasa kenyang, dan membuatnya ogah untuk makan di waktu makan berikutnya.