Sukses

Satgas COVID-19: Masih Banyak Warga yang Abai Jalankan Protokol Kesehatan

Jumlah kelurahan yang kepatuhan warganya memakai masker kurang dari 60 persen bertambah. Hal ini tentu riskan, mengingat penularan COVID-19 masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Sepekan terakhir terjadi kenaikan jumlah kelurahan yang kepatuhan warganya memakai masker, yang merupakan salah satu aspek protokol kesehatan, kurang dari 60 persen. Pada pekan sebelumnya yang dalam kondisi ini ada 2.645 kelurahan/desa tapi pekan kemarin naik menjadi 3.455 kelurahan/desa seperti disampaikan Juru Bicara Satgas COVID-19,Wiku Adisasmito.

Dari jumlah tersebut paling banyak berasal dari Jawa Timur (569 kel/desa tidak patuh), Aceh (558 kel/desa tidak patuh), Jawa Barat (481 kel/desa tidak patuh), Jawa Tengah (270 kel/desa tidak patuh), dan Gorontalo (212 kel/desa tidak patuh).

“Ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya kel/desa yang warganya abai dalam menjalankan protokol kesehatan,” kata Wiku dalam konferensi pers pada Selasa, 13 Juni 2021.

Wiku mengingatkan bahwa penambahan fasilitas tidak akan pernah cukup bila orang yang terinfeksi terus meningkat. Maka, hal yang perlu dilakukan adalah mencegah terinfeksi dengan cara disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk memakai masker.

"Upaya jangka panjang, murah, dan paling cepat adalah dengan terus meningkatkan kedisiplinan dalam menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan diri," kata Wiku.

Kapan pandemi ini berakhir ditentukan dengan seserius apa masyarakat dalam berkomitmen untuk disiplin protokol kesehatan, serta ketegasan Pemerintah Pusat maupun daerah dalam menindak tegas pelanggaran protokol kesehatan pada individu maupun institusi.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Juga Video Berikut

2 dari 4 halaman

Tolak Kumpul Bersama, Lebih Baik Kumpul Virtual

Wiku juga menyarankan untuk menolak kunjungan atau ajakan berkuumpul. Hal ini merupakan upaya untuk melindungi diri dan orang-orang terkasih dalam penularan COVID-19.

Bagi yang terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja, mohon untuk menggunakanmasker dengan baik dan benar, dan selalu mencuci tangan atau minimal membawa hand sanitizer.

“Jangan membuka masker di tempat keramaian, apalagi pada saat berbicaradengan orang lain. Saya turut mendoakan semoga kita semua yang terpaksa tetapharus keluar rumah untuk bekerja agar selalu dilindungi oleh Tuhan Yang MahaEsa, dan diberikan kesehatan agar terhindar dari COVID-19,” kata Wiku.

3 dari 4 halaman

Posko COVID-19 Mesti Ada Penambahan

Sepekan Pelaksanaan Pemberlakukan PembatasanKegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, terjadi kenaikan pesat dari laporan kinerjaposko desa/kelurahan. Kenaikan paling tinggi terjadi pada laporan kegiatan pengawasan keluar masuk wilayah (naik 199,83%) dan Pembatasan jam malam(naik 157,13%).

“Kenaikan laporan kinerja posko ini harus terus dipertahankan, mengingat ini adalah langkah pencegahan yang harus dimaksimalkan agar penularan COVID-19tidak semakin meningkat di tengah masyarakat,” ujarnya Wiku.

Pelaporan kinerja posko paling banyak berasal dari kelurahan di Provinsi DKI Jakarta, DIY, dan Bali dengan lebih dari 50% poskonya melaporkan kinerja.

Namun, masih ada 20 Provinsi yang pelaporan kinerjanya bahkan tidak mencapai 10% dari total kelurahannya seperti Lampung, NTT, dan Maluku Utara.

Wiku meminta seluruh gubernur dari provinsi tersebut untukbenar-benar segera melakukan perbaikan tegas di wilayahnya masing-masing.

"Pekan lalu sudah disampaikan, untuk segera membentuk posko, namun pekan inibelum ada tanda-tanda penambahan posko terbentuk.Jangan menunggu sampai kasus di wilayahnya kritis untuk dapat sadar akanpentingnya pembentukan posko,” tegas Prof. Wiku.

4 dari 4 halaman

Infografis Skenario PPKM Darurat Diperpanjang hingga 6 Pekan