Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Darurat COVID-19 atau RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta mengungkapkan bahwa lebih dari setengah pasien terinfeksi COVID-19 yang dirawat di sana, mengaku tidak tahu tertular dari mana.
"Kebanyakan atau sekitar 53 persen itu tidak tahu mengetahui kontak eratnya itu sama siapa. Tiba-tiba positif, itu 53 persen," kata Kolonel Kes. dr Mintoro Sumego MS, Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet.
Baca Juga
Dalam diskusi BNPB pada Kamis pekan ini, Mintoro mengatakan di 53 persen pasien tersebut, banyak dari mereka yang tidak tahu siapa kontak eratnya atau kapan mereka berkontak dengan orang yang positif COVID-19.
Advertisement
"Dan 31 persen itu mereka menyatakan, mereka pernah kontak erat dengan keluarga yang positif," kata Mintoro seraya melanjutkan, 11 persen pasien juga dilaporkan terpapar dari rekan kerja.
"Jadi lebih banyak yang tidak tahu dia terpapar dari mana, kira-kira dari siapa. Rata-rata seperti itu," kata Mintoro, ditulis Sabtu (17/7/2021).
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Meningkatkan Kapasitas
Mintoro mengungkapkan, dibandingkan data yang dihimpun RSDC Wisma Atlet sebelumnya, saat ini pasien COVID-19 yang dirawat lebih banyak yang tidak tahu dari mana mereka tertular.
"Di periode sebelumnya itu lebih kelihatan, sekarang lebih rancu kalau menurut saya. Pergeserannya lebih banyak dengan adanya penambahan yang luar biasa sekali," ujarnya.
Mintoro mengatakan, apabila dulu RSDC Wisma Atlet hanya memiliki kapasitas 5 ribu hingga 6 ribu tempat tidur, saat ini mereka sudah meningkatkannya hingga sekitar 7.800-an.
"Dan ini sekarang tingkat huniannya sudah enam ribu. Ini sudah banyak. Dan mereka sekarang memang kebanyakan seperti itu, jadi tidak tahu terpapar dari mana," kata Mintoro.
Advertisement
Keterisian Wisma Atlet Hampir 80 Persen
Hingga Kamis (15/7/2021) pagi, RSDC Wisma Atlet tengah melakukan perawatan pada 6.254 pasien terinfeksi COVID-19.
"Ini kira-kira 79 persen. Hampir 80," kata Mintoro. Ia mengatakan bahwa menurut standar World Health Organization (WHO) hunian rumah sakit untuk COVID-19 adalah sekitar 60 persen.
Menurut Mintoro, sebanyak apa pun fasilitas yang disiapkan untuk isolasi mandiri atau karantina, jika masalah di hulu tidak dikelola dengan baik, maka situasi di hilir juga akan terdampak.
"Kalau di hulunya bagus, hilir itu akan berkurang. Seberapa pun fasilitas kesehatan yang disiapkan di hilir, kalau hulunya belum terlaksana dengan baik maka hilir tidak akan bisa menampung sampai sebanyak apa pun."
Infografis Alur Telemedicine dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19
Advertisement