Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) dan UNICEF melaporkan bahwa sebanyak 23 juta anak di dunia melewatkan imunisasi dasar rutin di tahun 2020. Hal ini terjadi akibat adanya dampak layanan akibat pandemi COVID-19.
Yang lebih mengkhawatirkan, hingga 17 juta anak, kemungkinan tidak menerima satu vaksin pun di tahun 2020. Kondisi ini memperlebar ketidakadilan yang sudah sangat besar terkait akses vaksinasi.
Baca Juga
Pergerakan Independen Alex Kuple dalam Bermusik, Ogah Bergantung pada Major Label Berkat Kedekatan dengan Musisi Indie
Mendagri Tito Karnavian Beberkan Alasan Yogyakarta Tetap Naik Pertumbuhan Ekonomi saat Pandemi Covid-19
Pandemi Adalah Wabah Global, Pahami Ciri-Ciri, Cara Menghadapi, serta Bedanya dengan Endemi dan Epidemi
Sebagian besar dari mereka tinggal di komunitas terdampak konflik, tempat terpencil yang kurang terlayani, serta lingkungan kumuh di mana terdapat berbagai kekurangan termasuk akses ke layanan kesehatan dan sosial dasar.
Advertisement
"Bahkan ketika negara-negara menuntut untuk mendapatkan vaksin COVID-19, kami telah mengalami kemunduran pada vaksinasi lain," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Dilansir dalam laman resminya pada Sabtu (17/7/2021), Tedros mengatakan situasi ini membuat anak-anak rentan terhadap penyakit lain yang sesungguhnya bisa dicegah seperti campak, polio, dan meningitis.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Gangguan Terjadi di Banyak Wilayah
"Beberapa wabah penyakit akan menjadi bencana besar bagi masyarakat dan sistem kesehatan yang sudah berjuang melawan COVID-19," kata Tedros.
Dalam laporannya, WHO-UNICEF mengungkapkan bahwa gangguan pada layanan imunisasi tersebar di luas di 2020, dengan wilayah WHO Asia Tenggara dan Mediterania Timur jadi yang paling terdampak.
Pembatasan akses ke layanan kesehatan dan imunisasi pun juga membuat jumlah anak yang tidak menerima vaksinasi pertam pun meningkat di seluruh wilayah WHO.
Dibandingkan 2019, terdapat 3,5 juta lebih banyak anak yang melewatkan dosis pertama vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT-1). Sementara, 3 juta lebih anak melewatkan dosis vaksinasi pertama campak.
Â
Advertisement
Memperburuk Situasi Sebelumnya
Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF mengatakan, sebelum pandemi pun, sudah ada kekhawatiran adanya kemunduran dari perjuangan imunisasi anak, termasuk dengan adanya wabah campak yang meluas dua tahun lalu.
"Pandemi telah memperburuk situasi yang buruk. Dengan distribusi vaksin COVID-19 yang merata di garis depan pikiran semua orang, kita harus ingat bahwa distribusi vaksin selalu tidak adil, tetapi tidak harus demikian."
Dalam data yang dihimpun WHO dan UNICEF, India menjadi negara dengan jumlah peningkatan tertinggi anak yang melewatkan imunisasi DPT di dunia. Angkanya mencapai 3.038.000 pada 2020, dibandingkan dengan 1.403.000 pada 2019.
Sementara, Indonesia berada di peringkat ketiga jumlah penambahan anak yang melewatkan imunisasi DPT terbesar yaitu 797 ribu di tahun 2020, dibandingkan 472 ribu di tahun 2019.
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19
Advertisement