Liputan6.com, Jakarta Ada sumbangsih pemuda Indonesia dalam pengembangan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Dia adalah Indra Rudiansyah.
Mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford ini tercatat sebagai salah satu peneliti dalam penelitian yang dipimpin oleh Profesor Sarah Gilbert, ilmuwan kenamaan asal Inggris.
Baca Juga
Melansir Facebook resmi LPDP Kementerian Keuangan RI, disebutkan bahwa Indra adalah penerima beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) program doktoral pada Clinical Medicine, The University of Oxford. Saat studi ia juga turut menjadi bagian dalam pengembangan vaksin COVID-19 yang diteliti oleh University of Oxford.
Advertisement
Pada Juli 2020, University of Oxford secara resmi menyampaikan bahwa vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan, menghasilkan kekebalan yang baik. Vaksin tersebut merangsang respons sel T dan menetralkan antibodi.
Simak Video Berikut Ini
Peran Indra
Dalam tim tersebut, Indra berperan dalam tahapan uji klinis untuk melihat antibody response dari para relawan penelitian yang sudah divaksinasi.
Semenjak bergabung pada awal Mei 2020, Indra telah menghabiskan waktu rata-rata 10 jam di laboratorium setiap harinya.
Keterlibatannya dalam tim tersebut menjadi pengalaman berharga karena dihadapkan dengan begitu banyak tantangan.
"Ada ratusan peneliti yang bekerja. Sumber daya yang besar ini bertujuan agar vaksin segera bisa dikembangkan dengan cepat. Biasanya, untuk mendapatkan data uji klinis vaksin fase pertama dibutuhkan waktu hingga lima tahun, tapi tim ini bisa menyelesaikan dalam waktu enam bulan," katanya mengutip unggahan Facebook LPDP Kementerian Keuangan RI, Senin (19/7/2021).
Advertisement
Peneliti Berpengalaman
Sebelum melanjutkan studi di University of Oxford, Indra pun sempat menjadi peneliti pada perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi.
Kiprah Indra dalam penanganan COVID-19 dari sisi vaksin mendapatkan banyak apresiasi salah satunya dari Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban.
Melalui akun Twitter pribadinya (@ProfesorZubairi), ia menyampaikan apresiasi dan akan mengingat nama Indra sebagai bentuk penghargaan.
“Saya akan mengingat namanya: Indra Rudiansyah, mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford. Indra adalah bagian dari tim Sarah Gilbert, penemu Vaksin AstraZeneca yang menyerahkan hak paten temuannya itu. Salut,” tulisnya.
Infografis Perbandingan Vaksin COVID-19 Sinovac dengan AstraZeneca
Advertisement