Liputan6.com, Jakarta Varian Delta Plus yang terdeteksi 3 kasus di Indonesia, yakni 2 di Jambi dan 1 di Sulawesi Barat menjadi perbincangan hangat media. Varian ini merupakan turunan dari varian Delta, yang termasuk Variant of Concern (VoC) yang dipantau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mengutip Yale Medicine, studi dari Inggris menunjukkan anak-anak dan orang dewasa di bawah 50 tahun 2,5 kali lebih mungkin terinfeksi varian Delta. Lantas bagaimana penularan varian Delta Plus terhadap anak?
Advertisement
"Varian Delta Plus termasuk turunan varian Delta, yang jadi Variant of Concern WHO dan sudah ditemukan di 11 negara," ujar Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Eva Devita Harmoniati dalam dialog Suara Anak Divaksin, Kamis (29/7/2021).
"Di Indonesia sendiri kan baru ada 3 kasus yang diketahui varian Delta Plus. Apakah dia lebih mudah menyebar? Kalau soal ini datanya masih terbatas ya."
Menurut Eva, data lebih detail terkait seberapa besar penularan varian Delta Plus msih belum lengkap. Para ahli kesehatan pun sedang menyelidiki, apakah Delta Plus mungkin lebih menular daripada strain lain, seperti varian Alpha atau Delta.
"Kita pasti belum bisa mengatakan, apakah dia (varian Delta Plus) lebih lebih menular menyebar," lanjutnya.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Anak-anak Berisiko Terpapar Varian Virus Corona
Terkait apakah varian Delta Plus lebih mudah menyerang anak, Eva Devita Harmoniati menjelaskan, yang namanya termasuk kelompok berisiko terpapar varian virus Corona. Terlebih lagi bila varian Corona memiliki kecepatan penularan yang besar.
"Apakah (varian Delta Plus) lebih rentan menyerang anak-anak? Yang jelas, semua yang varian virus Corona yang saat ini beredar, kalau mereka menyebar dengan cepat ya pastinya anak-anak menjadi kelompok yang beresiko," jelasnya.
"Karena vaksin COVD-19 buat mereka belum tersedia, terutama untuk kelompok di bawah 12 tahun dan juga yang di atas 12 tahun pun masih terbatas yang mendapatkan vaksin."
Dari informasi yang dihimpun Eva, gejala varian Delta Plus memiliki gejala mirip seperti varian Delta, tapi gejala lebih menyasar batuk kering dan ruam-ruam pada kulit.
"Ada juga kelainan-kelainan atau warna di kuku yang lebih kelihatan berbeda gitu. Sebenarnya gejala yang lainnya sih mirip saja dengan varian Delta," kata dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak, yang berpraktik di RSAB Harapan Kita Jakarta.
Advertisement