Liputan6.com, Bandung Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan singkat, tahapan suatu vaksin COVID-19 dapat didistribusikan. Vaksin baru akan bisa didistribusikan bila sudah melalui tahap-tahap tertentu.
"Seperti proses fill and finish, packaging, dan juga karantina uji untuk vaksin COVID-19 yang diterima dalam bentuk bahan baku (bulk)," jelas Bambang melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu, 31 Juli 2021.
"Sedangkan, untuk vaksin yang diterima dalam bentuk jadi (finish product), hanya akan melewati proses karantina saja.“
Advertisement
Dalam proses pendistribusian, Bio Farma memiliki tanggung jawab untuk pelaksanaan distribusi vaksin COVID-19, dari Bio Farma hingga kabupaten/kota. Pendistribusian tetap harus memerhatikan ketersediaan atau stok vaksin COVID-19 yang siap didistribusikan atau sudah mendapatkan lot rilis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Pelaksanaan distribusi ditentukan berdasarkan alokasi dan permintaan dari Kementerian Kesehatan”, ungkap Bambang.
Selain itu, Bio Farma juga akan mempertimbangkan kapasitas penyimpanan di dinas kesehatan tempat tujuan vaksin COVID-19 yang didistribusikan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Menarik Berikut Ini:
117,1 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac sudah Diproses
Bambang Heriyanto melanjutkan, sampai tanggal 29 Juli 2021, sebanyak 117,1 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac telah diproses di Bio Farma. Dari jumlah tersebut, menghasilkan 92,1 juta dosis vaksin produk jadi.
"Kemudian 74 juta dosis di antaranya, sudah mendapatkan lot release dari BPOM dan 18,1 juta dosis dalam proses karantina," lanjutnya.
Hingga 30 Juli 2021, Indonesia sudah mengamankan 174,6 juta vaksin COVID-19, yang terdiri dari 144,7 juta dosis dalam bentuk baku yang didatangkan dari Sinovac. Lalu 29,9 juta dosis dalam bentuk finish product, yang berasal dari AstraZeneca kerja sama COVAX dan bilateral, Sinopharm, dan Moderna.
"Untuk kemasan bulk sebanyak 144,7 dosis tersebut, diperkirakan akan menjadi 117,3 juta dosis vaksin bentuk jadi," pungkas Bambang.
Advertisement