Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia, Prof dr Amin Seobandrio PhD SpMK menekankan bahwa belum ada cukup bukti yang kuat untuk menyebut virus Corona varian Delta Plus lebih ganas ketimbang varian lainnya.
Amin, menjelaskan, varian Delta Plus merupakan turunan dari virus Corona varian Delta yang mengalami satu tambahan mutasi, di mana asam amino leusin pada bagian protein diganti dengan Asparagin (N).
Baca Juga
Berdasarkan pengamatan terhadap kasus-kasus yang ada di Indonesia, belum ada data secara ilmiah bahwa varian Delta bisa menyebabkan gejala lebih berat.
Advertisement
"Kewaspadaannya harus tetap sama. Artinya terhadap varian Delta bahkan semua variant of concern (VoC), bahkan terhadap semua virus SARS-CoV-2," kata Amin dikutip dari Antara pada Senin, 2 Agustus 2021.
Sebab, kata Amin, di luar tidak bisa dibedakan virus Corona varian mana yang sedang beredar. Oleh sebab itu, yang dapat dilakukan semua orang adalah dengan protokol kesehatan COVID-19.
"Apa yang harus kita lakukan adalah kewaspadaan universal," katanya.
Termasuk dengan melaksanakan vaksinasi COVID-19. Amin, mengatakan, vaksin Corona yang ada dan sudah digunakan saat ini efektif terhadap varian-varian virus COrona yang beredar saat ini.
"Berdasarkan pedoman WHO, selama vaksin efikasinya di atas 50 persen masih bisa digunakan," katanya.
"Semua vaksin yang sudah ada masih bisa dipergunakan karena dianggap efektif terhadap varian-varian ini," Amin melanjutkan.
Â
Simak Video Berikut Ini
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta
Advertisement