Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Masturbasi Bikin Tubuh Kebal, Bisa Cegah Terinfeksi Virus Dong?

Tidak sedikit yang percaya bahwa masturbasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa mencegah tertular virus.

Liputan6.com, Jakarta - Mitos mengenai masturbasi beredar luas. Salah satunya masturbasi bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Kalau begitu, masturbasi bisa cegah terinfeksi virus?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masturbasi dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Termasuk menghilangkan stres, memperbaiki suasana hati, dan menghilangkan rasa sakit, termasuk meredakan kram menstruasi.

Bagaimana dengan masturbasi meningkatkan atau menurunkan kekebalan tubuh?

Medical News Today menulis bahwa bukti ilmiah mengenai dampak masturbasi pada sistem kekebalan sangat sedikit dan jarang. Selain itu, penelitian yang ada dipengaruhi kesenjangan data gender, sehingga hampir tidak ada informasi tentang dugaan efek, sejauh menyangkut tubuh perempuan.

Sebuah studi dari tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Neuroimmunomodulation Trusted Source menemukan bahwa masturbasi meningkatkan aktivitas beberapa komponen sistem kekebalan, yaitu leukosit, dan khususnya sel pembunuh alami, yang melawan sel tumor kanker dan sel yang terinfeksi virus.

Banyak media yang mengutip penelitian tersebut selama bertahun-tahun untuk mendukung gagasan bahwa masturbasi dapat membantu meningkatkan respons kekebalan tubuh. Namun, para ahli kesehatan memeringatkan bahwa temuan harus dalam skala besar.

Pertama, sampel dari 11 individu tidak cukup membuktikan bahwa masturbasi bermanfaat bagi fungsi kekebalan tubuh,” kata Profesor Kesehatan Masyarakat di New Mexico State University, Dr Jagdish Khubchandani, kepada Medical News Today dikutip Senin, 9 Agustus 2021.

Kedua, tidak ada uji coba berulang pada orang-orang ini," dia menambahkan.

Ketiga, sukarelawan kondisinya sehat, yang dapat menyebabkan bias dan kurang generalisasi. Keempat, tidak mudah untuk menentukan apakah masturbasi mempengaruhi kekebalan tubuh.

Sementara penulis studi awal menindaklanjuti bahwa penelitian ini tidak memasukkan peserta asli, juga secara khusus tidak berfokus pada masturbasi.

 

2 dari 5 halaman

Studi Ejakulasi dan Kanker

Studi baru yang diterbitkan di European Urology pada 2016, memasukkan data yang dilaporkan sendiri dari 31.925 peserta pria yang menjawab kuesioner tentang frekuensi ejakulasi selama periode 18 tahun.

Penelitian ini bertujuan untuk memastikan apakah ada hubungan antara frekuensi ejakulasi dengan risiko kanker prostat. Memang, peneliti menemukan hubungan yang menguntungkan antara lebih seringnya ejakulasi dan risiko kanker prostat yang lebih rendah.

Namun, seperti yang diakui penulis penelitian, ada keterbatasan, termasuk fakta bahwa data yang dilaporkan sendiri bisa tidak akurat dan tidak lengkap.

 

3 dari 5 halaman

Orgasme Cegah Virus?

Menurut data terbatas yang diberikan studi tentang masturbasi pria, tindakan kesenangan diri sendiri ini tampaknya meningkatkan aktivitas sel kekebalan.

Dr Jerry Bailey, yang berspesialisasi dalam kesehatan pria dan praktik kesehatan holistik menjelaskan bahwa meningkatnya gairah dan pelepasan hormon selama dan setelah orgasme meningkatkan sel-sel kekebalan dan hormon.

“Efek ini bisa bertahan hingga 24 jam pasca-orgasme. Namun, manfaat terbesar adalah dalam 60 menit setelah orgasme,” kata Bailey.

Apakah manfaat ini cukup membantu mencegah infeksi virus? Pakar kesehatan, menekankan, meskipun idenya menarik, masturbasi tidak memiliki pengaruh yang cukup kuat pada sistem kekebalan tubuh untuk membantu mencegah patogen.

“Masturbasi bukan untuk pengembangan kekebalan jangka panjang atau berkelanjutan,” ujar Jagdish.

 

4 dari 5 halaman

Perbedaan Jenis Kelamin

Jika penelitian tentang efek masturbasi pada kekebalan tubuh pria masih terbatas dan tidak konsisten, penelitian tentang kemungkinan efek ini pada tubuh wanita masih kurang.

Hanya satu penelitian, yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Medicine pada 2014, yang melihat bagaimana aktivitas seksual, termasuk masturbasi, pada wanita dapat memengaruhi respons kekebalan mereka.

Penelitian ini menganalisis data dari dua kohort yang mencakup partisipan pria dan wanita. Ini secara khusus berfokus pada hubungan antara parameter depresi dan aktivitas seksual, dan bagaimana interaksi mereka dapat memengaruhi kekebalan.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa para peserta wanita dengan tingkat depresi yang tinggi, dengan aktivitas seksual menghasilkan kekebalan yang lebih rendah. Namun, frekuensi masturbasi tidak dikaitkan dengan penanda kekebalan.

Banyak pertanyaan yang belum terjawab, termasuk tentang hubungan potensial antara depresi, berbagai bentuk aktivitas seksual, dan kekebalan pada wanita.

5 dari 5 halaman

[INFOGRAFIS] Aplikasi Kencan Paling Kontroversial