Liputan6.com, Jakarta - Deddy Corbuzier mengaku mengalami badai sitokin dengan gejala vertigo dan demam tinggi tak lama setelah sembuh dari COVID-19.
Ahli Mikrobiologi, Dr Mia Miranti, menjelaskan, badai sitokin yang menyerang Deddy Corbuzier terjadi karena reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh.
Pada saat virus Corona masuk ke tubuh, sel-sel imun seperti sel darah putih dan makrofag akan merespons dengan melepaskan protein sitokin.
Advertisement
Baca Juga
Mia yang juga Staf Pengajar Biologi di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, menambahkan, fungsi utama sitokin sebenarnya memberi tanda bahwa ada jaringan terinfeksi virus, lalu 'memanggil' sel-sel imun agar merusak jaringan yang terinfeksi virus.
Pada kasus badai sitokin, sinyal yang dikeluarkan sitokin terus terjadi tidak terkendali untuk memanggil sel imun yang akan terus merusak jaringan menyebabkan peradangan atau inflamasi.
Mia menambahkan bahwa badai sitokin tak melulu terjadi selama berhari-hari atau hitungan minggu usai sembuh dari COVID-19. Namun, kondisi tersebut bahkan bisa terjadi dalam hitungan jam setelah dinyatakan negatif.
Pengaruh Gaya Hidup Sehat
Guna menghindari badai sitokin, Mia mengimbau masyarakat untuk melindungi diri sehingga terhindar dari penyakit yang disebabkan virus.
“Prinsipnya mah jangan sampai kena penyakit virus deh. Umumnya badai sitokin terjadi pada pasien yang kena COVID-19 parah,” ujar Mia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan teks pada Minggu, 22 Agustus 2021.
Sedang terkait gaya hidup, Deddy Corbuzier mengatakan bahwa dia sangat menjaga kesehatan tubuh dengan rajin olahraga dan menjaga asupan makanan.
“Kalau gaya hidup sehat menurut saya malah bisa jadi enggak sampai tertular COVID-19,” kata Mia.
Namun, Deddy juga mengatakan bahwa dia dapat tertular virus Corona atau SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 lantaran sibuk mengurusi keluarganya yang hampir semuanya terinfeksi.
Ayah Azka Corbuzier bahkan harus bolak balik rumah sakit agar keluarganya bisa ditangani.
“Saya coba tes antigen setiap hari dan saya sendiri kecewa ternyata kena COVID-19,” katanya melalui saluran YouTube pribadinya, Minggu (22/8/2021).
Advertisement
Risiko Badai Sitokin pada Orang yang Sudah Vaksinasi
Di sisi lain, Mia juga menanggapi terkait seberapa besar risiko orang yang sudah mendapatkan vaksinasi untuk terkena badai sitokin.
Menurutnya, risiko badai sitokin tetap ada jika orang yang sudah mendapat vaksinasi malah terkena COVID-19 dan gejalanya parah.
“Kalau setelah vaksinasi kena COVID dan parah ya masih berisiko kena badai sitokin," ujarnya.
Mia juga menyebut bahwa kelompok yang paling berisiko kena badai sitokin biasanya pasien usia muda yang reaksi kekebalan sistem imunnya cepat.
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19
Advertisement