Sukses

Vaksinasi Booster Berbayar pada 2022, Stok Vaksin COVID-19 Cukup?

Rencana Pemerintah buka vaksinasi booster berbayar pada 2022, apakah stok vaksin COVID-19 mencukupi?

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana membuka akses vaksin booster berbayar untuk masyarakat umum pada tahun 2022. Perhitungan harga sekali suntik berkisar Rp100.000.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu, 25 Agustus 2021. Rencana ini vaksin booster berbayar juga melihat kecepatan laju vaksinasi sekarang.

Terkait rencana vaksin booster berbayar tahun depan, apakah stok vaksin COVID-19 yang tersedia mencukupi? Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto menanggapi, estimasi stok vaksin untuk rencana booster tahun depan belum ada diskusi lebih lanjut.

Dalam hal ini, belum ada pembahasan mengenai perluasan akses vaksin merata (untuk booster) kepada Bio Farma. Walau begitu, Bio Farma mendukung penuh kebijakan Pemerintah.

"Pada prinsipnya, kami akan support (dukung) atas kebijakan yang akan disiapkan oleh Pemerintah," kata Bambang saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Kamis (26/8/2021).

"Sampai saat ini, belum ada pembahasan terkait akses vaksin yang merata bagi seluruh masyarakat sesuai target Pemerintah hingga Januari 2022."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

2 dari 3 halaman

Bio Farma Kelola Hampir Semua Stok Vaksin yang Masuk

Vaksin COVID-19 yang sudah masuk ke Indonesia, baik bahan baku (bulk) yang akan diproduksi oleh Bio dan vaksin jadi. Dari sisi bahan baku, yang sudah diterima Bio Farma sebesar 144,7 juta dosis.

Saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR kemarin, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan, dari total bahan baku vaksin, yang diolah berjumlah 131,5 juta dan sudah menjadi vaksin  107,12. Kemudian yang dirilis 86 juta dosis, sisanya masih proses yang akan keluar dalam waktu seminggu sampai dua minggu ke depan.

"Vaksin jadi yang juga sudah kami terima di angka 45,5 juta. Untuk sumber kedatangan vaksin, kami ada yang kerja sama secara bilateral to bilateral (B to B), yang mana Bio Farma langsung berkontrak dengan AstraZeneca," terang Honesti.

"Kami juga ada kontrak dari COVAX ataupun hibah dan donasi dari negara-negara. Misalnya, Sinopharm yang bentuk donasi dari Emirat Arab 500.000 dosis dan juga Moderna serta Pfizer yang baru masuk."

Sebagian besar vaksin yang diterima Bio Farma pun sudah didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia.

"Kami mengelola hampir semua vaksin yang masuk ke Indonesia, kecuali Pfizer yang sifatnya kontak langsung antara Pfizer Global dengan Kementerian Kesehatan. Untuk distribusi langsung dipegang oleh Pfizer Indonesia," jelas Honesti.

"Sementara kedatangan vaksin yang sifatnya donasi atau COVAX didistribusikan oleh Bio Farma langsung. Karena kami juga nanti akan mendapatkan hibah Ultra Cold Chain (UCC)--untuk penyimpanan Pfizer--dari Kementerian Kesehatan."

3 dari 3 halaman

Infografis Percepatan Vaksinasi Covid-19 Terkendala Stok dan Birokrasi