Sukses

Nekat jadi Supir Ambulans Pasien COVID-19 Meski Terhalang Restu Ibu

Ika Dewi Maharani adalah pembawa ambulans di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet

Liputan6.com, Jakarta - Proses dalam menangani pandemi COVID-19 tak akan luput dari peran tenaga kesehatan dan para relawan di lapangan. Usaha untuk saling membantu juga dilakukan Ika Dewi Maharani, seorang mahasiswa jurusan keperawatan di Surabaya.

Sejak awal pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia sekitar Maret 2020, Ika sudah tiba di Jakarta untuk membantu para pasien sebagai supir ambulans di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Waktu pertama kali jemput pasien itu, aduh. Dalam hati kita sudah berdoa, yang penting kita aman tidak ada lubang sedikit pun. Jadi kita jangan sampai terpaparlah intinya," ujar Ika Dewi Maharani dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 belum lama ini.

Saat membawa mobil ambulans, Ika diharuskan untuk mengerti cara mengoperasikannya dengan baik. Ika, mengaku, membawa ambulans memerlukan usaha lebih mengingat ukurannya cukup besar.

"Dengan kondisi badan saya yang kecil begini membawa ambulans yang besar, itu sudah susah untuk mengendarainya, butuh tenaga. Pakai hazmat juga, jadi untuk rentang geraknya sangat terbatas," ujar Ika.

2 dari 3 halaman

Tak dapatkan restu orangtua

Perjuangan Ika tidak berhenti di situ. Menurutnya, kedua orangtunya sempat tidak memberikan restu pada anaknya menjadi relawan tenaga kesehatan COVID-19.

"Waktu pertama kali dan kedua kalinya, orangtua enggak setuju. Pertama kali saya sudah sempat pesan tiket kereta untuk ke Jakarta, jadi mau gak mau Mama kasih restu kita untuk berangkat jadi relawan di sana," ujar Ika sambil tertawa.

Usai menjadi relawan selama beberapa waktu, Ika pun sudah sempat kembali ke Surabaya untuk melanjutkan kuliahnya. Namun, mengingat kondisi belum pulih, dia pun diminta untuk kembali ke Jakarta dan menjadi relawan di RS Duren Sawit, Jakarta.

"Itu juga saya sudah berangkat, baru bilang ke Mama. Kita tahu tahun ini COVID-19 yang paling parah, sampai ada antrian ambulans seperti itu," ujarnya.

"Jadi, begitu banyaknya kasus COVID-19 ini, Mama sempat bilang gak usah. Disuruh belajar saja. Kemarin kan sudah melayani, kata Mama seperti itu. Tapi ya sudah, karena kuliah masih online lagi, aku mau balik. Terus sudah di Jakarta," Ika menambahkan.

Ika, mengaku, sebagai mahasiswa jurusan keperawatan, menjadi relawan tenaga kesehatan saat pandemi COVID-19 sudah menjadi tugasnya. Meskipun dia harus bolak-balik Jakarta dan Surabaya.

"Kita kuliahnya online dan kita lihat pandemi seperti itu, kita sebagai tenaga kesehatan tidak bisa diam saja. Itu saja pikir saya, kita niat untuk menolong, untuk melayani di sini," ujar Ika.

3 dari 3 halaman

Infografis