Sukses

9 Kota di Indonesia dengan Pencemaran Udara Paling Mengkhawatirkan per 2020

Pulmonolog di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Efriadi menyampaikan daftar kota di Indonesia dengan kualitas udara yang memprihatinkan selama 2020.

Liputan6.com, Jakarta Pulmonolog di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Efriadi menyampaikan daftar kota di Indonesia dengan kualitas udara yang memprihatinkan selama 2020.

Melalui akun Twitter-nya @efriadzadr ia mengunggah tangkapan layar berisi daftar 9 kota di Indonesia dengan kualitas udara memprihatinkan menurut IQAir tahun 2020.

Kesembilan kota tersebut secara berurutan adalah:

-Tangerang Selatan dengan kategori tidak sehat.

-Bekasi dengan kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif.

-Jakarta dengan kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif.

-Surabaya dengan kategori sedang.

-Bandung dengan kategori sedang.

-Bogor dengan kategori sedang.

-Semarang dengan kategori sedang.

-Pekanbaru dengan kategori sedang.

-Palembang dengan kategori sedang.

“Jangan lupakan dampak pencemaran udara terutama terhadap kesehatan paru kita. Bahkan dalam ruangan sekalipun,” kata Efri dalam unggahannya, Jumat (27/8/2021).

Ia menambahkan, perlu perhatian khusus terutama pemerintah pusat, daerah, serta para ahli lingkungan dan kesehatan untuk mengatasi hal ini.

2 dari 4 halaman

Pembunuh Tak Terlihat

Efri juga menyampaikan, polusi udara adalah pembunuh yang tak terlihat (invisible killer) karena dapat memicu berbagai penyakit mematikan.

Beberapa penyakit yang dapat timbul akibat polusi udara adalah:

-Kanker paru 29 persen.

-Stroke 24 persen.

-Penyakit jantung 25 persen.

-Penyakit paru 43 persen.

Sedang, polutan yang memberikan dampak negatif pada kesehatan adalah:

-Materi partikulat (PM).

-Partikel halus (PM 2.5).

Efri juga menyampaikan piramida dampak pencemaran udara terhadap kesehatan. Secara berurutan dari atas ke bawah adalah tingkat keparahan dari yang amat parah hingga ringan.

Sedang, dari sisi banyaknya kasus, dari atas ke bawah adalah dari kasus yang paling sedikit ke kasus terbanyak sebagai berikut:

-Kematian dini.

-Masuk rumah sakit.

-Kunjungan ruang gawat darurat.

-Kunjungan dokter.

-Aktivitas fisik berkurang.

-Penggunaan obat.

-Gejala pernapasan.

-Gangguan fungsi paru-paru.

-Efek subklinik.

3 dari 4 halaman

Sumber Pencemaran

Berdasarkan data yang diambil Efri dari organisasi kesehatan dunia (WHO), sumber pencemar udara dapat berasal dari:

-Industri dan pasokan energi.

-Debu.

-Transportasi.

-Penanganan limbah.

-Energi di rumah tangga.

-Kegiatan pertanian.

“Semua negara tidak dapat melakukan penanganan polusi udara sendirian, ini adalah tantangan global yang harus kita lawan bersama,” seperti tertera dalam data bergambar tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah COVID-19