Sukses

3 Masalah Besar Terkait COVID-19 yang Perlu Ditangani dengan Kegigihan Menurut Ahli

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkap tiga masalah besar terkait COVID-19 yang belum terselesaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkap tiga masalah besar terkait COVID-19 yang belum terselesaikan.

Ketiga masalah besar itu adalah:

-Saat ini diagnosis masih terbatas dengan PCR dan rapid antigen, obat yang dapat membunuh virusnya belum ada dan vaksin yang tersedia juga belum 100 persen dapat mencegah penyakit.

-Berkembangnya berbagai varian baru COVID-19, bukan hanya yang varian Delta.

Emergency Committee COVID-19 WHO sudah menyatakan tentang kemungkinan akan ada varian baru lagi di waktu mendatang yang mungkin saja lebih berbahaya dan sulit dikendalikan,” kata Tjandra melalui keterangan tertulis, Senin (30/8/2021).

-Masalah ketiga, pandemi ini benar-benar memporak-porandakan berbagai sisi kehidupan, praktis tidak ada yang luput, tambah Tjandra.

2 dari 4 halaman

Perlu Kegigihan

Dengan tiga masalah besar ini maka kegigihan amat diperlukan, lanjut Tjandra.

Kegigihan yang dimaksud dapat dilihat dari tiga aspek yakni:

-Kerja keras.

-Tidak kenal menyerah.

-Kemampuan untuk terus konsisten bekerja dalam tekanan untuk waktu yang panjang, karena akhir dari pandemi belum diketahui.

3 dari 4 halaman

Mewujudkan Target

Tjandra menambahkan, kegigihan juga perlu diterapkan dalam mewujudkan target dan program pengendalian COVID-19.

“Sudah jelas dari pengalaman berbagai negara bahwa COVID-19 dapat dikendalikan dengan tiga program utama, pertama pembatasan sosial, kedua tes, telusur dan terapi serta ketiga vaksinasi.

Untuk pembatasan sosial maka seluruh masyarakat harus melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat, yang dikenal dengan pesan Ibu 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Protokol ini kemudian berkembang menjadi 5 M dengan penambahan menghindari kerumunan dan mengurangi mobilisasi. Dari sudut pemerintah maka kebijakan pembatasan sosial juga harus dilakukan dengan konsisten, baik dalam bentuk PPKM, PSBB atau bentuk-bentuk yang lain, katanya.

Dalam hal tes dan telusur maka anggota masyarakat yang ada gejala dan atau ada riwayat kontak maka harus melakukan tes, dan kalau positif perlu ditangani dengan baik. Dalam hal ini target yang sudah cukup lama dicanangkan untuk melakukan sekitar 400 ribu test sehari dan melakukan telusur 15 orang untuk setiap kasus haruslah segera diwujudkan untuk menjadi kenyataan, tambahnya.

Sedang, terkait vaksinasi, target yang sudah disebutkan untuk memvaksinasi 2 juta orang per hari harus benar-benar diimplementasikan di lapangan.

“Dalam hal ini akan amat baik kalau masyarakat dipermudah mendapatkan vaksin, misalnya dengan dilakukan vaksinasi COVID-19 di semua Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di negara kita. Jadi, orang dapat di vaksin di dekat rumah dan atau tempat kerjanya secara mudah,” pungkasnya.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Rencana Vaksin Ketiga COVID-19 Berbayar di 2022