Liputan6.com, Jakarta Penyebaran Varian Delta dinilai sulit ditebak, Kementerian Kesehatan berupaya maksimalkan monitoring. Monitoring dengan melakukan tes Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi penyebaran varian Virus Corona.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, seiring Varian Delta menyebar di negara-negara dunia, kenaikan kasus COVID-19 di negara tersebut meningkat. Tak terkecuali di Indonesia, yang mana kasus COVID-19 naik tajam pada Juli 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Ini (penyebaran Varian Delta) di luar kontrol kita. Hampir semua negara yang kenaikannya (kasus COVID-19) tinggi, termasuk Indonesia disebabkan adanya mutasi baru Varian Delta, yang sekarang sudah hampir tersebar di seluruh dunia," ujar Budi Gunadi saat Konferensi Pers PPKM pada Senin, 30 Agustus 2021.
"Ini yang sulit ditebak, (kalau) dunia menunda vaksinasi, maka semakin lama suatu daerah terjadi penularan dan varian baru Corona timbul. Bahkan ada Varian Lambda, tapi memang kita lihat masih terkonsentrasi di Amerika Selatan."
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Deteksi Varian Corona hingga 1.800 Tes WGS per Bulan
Berdasarkan data Kemenkes, WGS yang dilakukan mendeteksi penyebaran varian Corona sudah meningkat. Pada tahun 2020, dalam waktu 9 bulan, lab hanya mampu melakukan 140 tes WGS.
"Sekarang, dalam waktu 8 bulan, kita sudah melakukan 5.788 tes. Dengan demikian, kita punya kapasitas 1.700-1.800 tes WGS per bulan, yang kita akan maksimalkan untuk bisa melakukan monitoring, seperti apa penyebaran varian baru dan bagaimana mengantisipasinya," jelas Budi Gunadi Sadikin.
"Memang sulit ditebak varian baru Corona ini, di luar kemampuan kita untuk mencegah agar tidak terjadi penyebarannya."
Walau begitu, Menkes Budi menekankan, adanya penyebaran varian Corona, yang penting adalah bagaimana kita bisa bereaksi. Hal ini juga perlunya strategi menangani pandemi berubah jadi epidemi.
"Kita harus lebih mempersiapkan perubahan perilaku, 3M (memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak). Kemudian 3T (testing, tracing, treatment), dan strategi vaksinasi," lanjutnya.
Advertisement