Liputan6.com, Jakarta Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan bahwa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menurunkan jumlah kasus harian hingga 10 kali lipat.
“Kita bersyukur bahwa dengan PPKM maka kasus baru harian dapat turun 10 kali lipat, dari 50 ribu menjadi 5 ribu pada 30 Agustus 2021,” katanya melalui pesan teks.
“Di sisi lain, karena penurunan ini akibat dilaksanakannya PPKM, maka jangan sampai dengan pelonggaran PPKM maka kasus COVID-19 naik lagi,” sambungnya.
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, kenaikan dan penurunan kasus tergantung pada 3 hal yakni:
-Orang yang menularkan
-Moda cara penularan
-Orang yang tertular
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Lakukan 3 Hal Ini
Untuk mempertahankan angka kasus agar tidak kembali naik Tjandra menjelaskan 3 hal yang perlu dilakukan. Ketiga hal tersebut adalah:
-Orang yg menularkan di kurangi jumlahnya dengan melakukan tes, telusur, dan isolasi.
-Moda atau cara penularan diminimalisasi dengan menjaga ketat 3M dan melakukan pelonggaran PPKM secara amat bertahap dan berhati-hati.
-Tingkatkan daya proteksi orang yang rentan tertular dengan vaksinasi dan upaya peningkatan daya tahan tubuh secara umum seperti makan bergizi, olahraga, istirahat yang cukup dan lain-lain.
“Selain itu maka perkembangan data harus diamati dengan amat ketat dan bila perlu dilakukan pengetatan lagi, jangan sampai terlambat.”
Advertisement
4 Upaya Penting
Tjandra juga menyampaikan 4 hal yang perlu dilakukan Indonesia agar kasus positif dapat diturunkan. Keempat hal tersebut adalah:
-Memastikan bahwa testing adalah 400 ribu per hari.
-Menjalankan telusur sebanyak 15 orang pada setiap kasus positif.
-Menyuntikkan vaksin setidaknya 2 juta per hari.
-Melakukan pembatasan sosial di masyarakat yang ketat pada daerah-daerah dengan level 4 sesuai kriteria WHO 14 Juni 2021.
Infografis Abai Gejala COVID-19 pada Anak Picu Kematian
Advertisement